Rapor Merah buat Ridwan Kamil, Kado di Akhir Jabatan

Oleh : Memet Hakim (Pengamat Dosial & Wanhat APIB)

Hari Selasa, 05.09.2023, merupakan hari terakhir Ridwan Kamil menjadi Gubernur Jabar. Siang harinya API (Aliansi Pergerakan Islam) Jabar yang dipimpin oleh Ustad Asep Syarifudin telah menyampaikan Rapor Merah kepada Ridwan Kamil.

Rapor merah ini diberikan kepada Ridwan Kamil karena telah membelah rakyat Jabar menjadi gaduh, akibat ijin pembangunan patung Sukarno (Bung Karno). Rapor merah untuk RK terkait Pembangunan Patung Soekarno setinggi 21,5 meter di Area GOR Saparua Bandung. Ada yang mendukung dan banyak yang menolak tertutama dari kalangan Ormas Islam, Pergerakan, pimpinan Pondok Pesantren, Akademisi dan Tokoh Masyarakat.

Rombongan API Jabar, diikuti oleh sekitar 300 orang, dimulai dengan shalat dzuhur bersama di masjid Pusdai, kemudian ke Gedung Sate dan berakhir di Gedung DPRD Jabar. Rapor Merah Ridwan Kamil diserahkan sendiri oleh Ustad Asep Syarifudin kepada bpk Sadar Muslihat, SH (Sekretaris Komisi I), Abdul Muiz, Lc (anggota Komisi IV) & ibu Sari Sundari, S. Sos, MM (anggota Komisi V) anggora DPRD Jabar, disaksikan oleh beberapa Ulama seperti Ustad Heri S dan Ustad Adam Anhari, tokoh seperti Kol Purn Sugeng Waras, Ir. Priyo, Hervan Rivano, dll dan Akademisi seperti Prof.Ir. Ana Rochana. Banyak hadir juga emak-emak para mujahidah menyaksikan acara menyerahan Raport Merahnya Ridwan Kamil ini.

Bagi yang menolak alasannya :
1. Melanggar akidah umat Islam, karena patung adalah berhala. Merupakan dosa besar (musyrik) bagi pembuat dan pemberi ijinnya, apa lagi perencana & penggagasnya
2. Merupakan keputusan pribadi, karena tidak melibatkan DPRD (Tidak berkoordinasi)
3. Penghamburan biaya, akan lebih baik jika dana tersebut diberikan kepada penduduk dibawah garis kemiskinan yang masih banyak di Jabar (7,26% atau 3,89 juta di bulan Maret 2023).
4. Tidak ada manfaatnya buat warga Jabar.
5. Ir. Soekarno memang seorang proklamator Negara Indonesia bersama Hatta, tapi Soekarno juga meninggalkan catatan buruk di Jawa Barat.

Bagi yang mendukung tentu memiliki alasan juga. Jika alasannya sebagai proklamator kenapa tidak dengan Hatta. Jika Pahlawan Nasional kenapa yang lainnya tidak. Bahkan ada yang berpendapat kenapa bukan Jendral Sudirman saja, tapi yang namanya patung tetaplah berhala.

Walau Ridwan Kamil sudah diganti, gerakan ini akan terus berjalan sampai ada keputusan patung tidak jadi dibangun.

Bandung, 05.09.2023