Bangun Patung Soekarno di Bandung, Ridwan Kamil Cari Muka?

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Manuver Ridwan Kamil sangat memalukan. Demi mengejar sesuatu yang belum tentu didapat, mau “menjilat” PDIP dan tega menyakiti hati rakyat Jawa Barat yang notabene sangat religius dan TNI-nya sangat anti PKI.

Padahal ambisi RK cuma ingin dianggap berjasa oleh PDIP (kalau dia Muslim bukannya mencari ridha Allah) supaya dapat sesuatu ketika sudah lengser, tapi mengorbankan akidah yang lurus dan menjadi perantara (asbab) keburukan bagi umat yang dosanya akan terus mengalir walaupun dia sudah meninggal. Jelas RK ini telah dirasuki iblis yang menganggap baik sesuatu yang buruk yang sangat dibenci oleh Allah.

Ketika Nabi Nuh menghancurkan patung Wadd, Suwa, Yaghut, Ya’uq dan Nasr; ketika Ibrahim sengaja menghancurkan sekitar 70 patung-patung di kuil Raja Namrud; demikian juga ketika Rasulullah saw menghancurkan sekitar 360 patung-patung yang ada di Ka’bah, di Jawa Barar Ridwan Kamil malah membangun patung Soekarno yang justru membawa madharat baik bagi diri Soekarno sendiri, apalagi bagi umat, yaitu terjadinya sebuah penyesatan akidah umat. Apakah RK juga akan ikut-ikutan akidah Megawati yang tidak percaya akhirat?.

Kalau pun orang yang dikultuskan itu orang-orang saleh seperti yang terjadi sebelum Nabi Nuh diutus yang bernama : Wadd, Suwa, dll, tapi tetap itu bagian dari kemusyrikan yang akhirnya diberantas oleh Nabi Nuh as.

Apakah seorang Soekarno (jika dia hidup kembali) akan senang dengan dibangunnya patung itu, atau justru menjadi beban ketika harus berhadapan dengan Allah ? Jika benar dia seorang beriman dan saleh, benarkah dia mau dirinya dibuatkan patung seperti itu. Demi Allah, membuatkan patung orang yang saleh hanya akan memberikan siksaan kesengsaraan bagi orang yang bersangkutan. Apalagi jika dia memiliki “kecacatan” akidah dan sejarah.

Di Jawa Barat nama Soekarno justru memiliki sisi negatif, karena pembelaannya terhadap PKI dari tahun 1948 sampai tahun 1965. Soekarno juga telah memenjarakan para ulama yang memusuhi PKI. Soekarno adalah pencetus Nasakom (Nasionalis Agama dan Komunis) sebuah gerakan yang berhaluan komunis.

Para ulama dan tokoh bangsa telah mengingatkan RK jika ingin husnul khatimah seharusnya di akhir jabatannya melakukan hal-hal yang membanggakan warga Jawa Barat, bukan malah membuat hal yang kontroversial hanya karena ingin memikat hati Megawati dan PDIP, padahal PDIP di Jawa Barat bukan partai mayoritas, apalagi tahun 2024 bakal tenggelam.

Ada beberapa madharat pembangunan Patung Soekarno di Bandung (Jawa Barat):

Pertama, menyakiti hati umat Islam

Jawa Barat adalah masyarakat yang sangat agamis dengan banyaknya para ulama, habaib, pondok pesantren, dan ormas-ormas Islam. Islam jelas melarang pembangunan patung.

Kedua, Jawa Barat adalah satu-satunya wilayah yang terbebas dari PKI karena sikap tegas pasukan Siliwangi*

Pasukan Siliwangi dikenal sangat anti PKI. Oleh karena itu jika ada oknum TNI di pasukan Siliwangi yang mendukung PKI adalah penyusup dan pengkhianat TNI.

Ketiga, Secara syariat Islam pembangunan patung (berhala) siapa pun adalah bagian dari syirik besar*

Dan dosa syirik adalah dosa yang tidak diampuni Allah. Bahkan jika seseorang meninggal masih ada bintik kemusyrikan di dalam hatinya, dia akan diharamkan masuk surga (Q.S.72).

Keempat, Secara prosedural pembangunan Patung Soekarno tidak atas persetujuan DPRD

Jelas ini menyalahi aturan.

Kelima, Ridwan Kamil juga berpotensi menyalahi aturan kerjasama antara pihak pemprov Jawa Barat dengan pihak swasta yang diatur didalam UU maupun Perda

RK sebagai Gubernur yang notabene adalah pejabat Pemerintah harus transparan dalam melakukan kerjasama dengan pihak Yayasan Putra Nasional Indonesia terkait UU No 14 tahun 2008 dan Perda No 9 tahun 2010.

Jika Ridwal Kamil tidak merespon keluhan umat Islam, akan terus menimbulkan gejolak dan instabilitas dan tidak menutup kemungkinan akan terjadinya “pembongkaran paksa” oleh umat Islam.

Semoga Ridwan Kamil segera merespon dan menindaklanjuti keluhan Umat Islam ini.

Bandung, 19 Muharram 1445