Ridwan Kamil Ketularan Virus “Budeg” Jokowi?

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Virus kejahatan Jokowi telah merebak ke seluruh pejabat dan elit politik rezim ini. Pejabat ramai-ramai jadi bajingan meniru kelakuan Jokowi.

Sikap masa bodoh, mementingkan diri sendiri, menzalimi rakyat, dan merusak negara dengan seenaknya menjadi karekter para pejabat Jokowi.

Ridwan Kamil sekarang mulai ikut-ikutan Jokowi budeg terhadap kritikan rakyat dan kabur ketika didemo rakyat.

Pemimpin itu dipilih oleh rakyat, digaji rakyat, harus bertanggung jawab terhadap rakyat, bukan malah kerjanya menyakiti rakyat.

Ridwan Kamil di akhir masa jabatannya malah membuat masalah yang sangat serius dengan warga Jawa Barat, khususnya umat Islam yang merupakan mayoritas

Umat Islam yang diwakili oleh para ulama, tokoh-tokoh masyarakat, dan elemen ormas Islam menyatakan penolakan dan penentangannya.

Ridwan Kamil sebagai pejabat negara dan pejabat publik tidak boleh berjalan sendiri. Sebagai pejabat negara, setiap kebijakan harus atas persetujuan DPRD dan pertimbangan Majelius Ulama. Sebagai pejabat publik harus memperhatikan aspirasi dan kemaslahatan rakyat.

Apa dampak buruk Patung Soekarno bagi pendidikan rakyat ;

Pertama, Menumbuhkan kemusyrikan

Patung adalah simbol keberhalaan (ashnam), di mana semua Nabi dan Rasul diperintah Allah untuk memberantas berhala-berhala. Ibrahim AS berkata : “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Q.S.Ibrāhīm:35)

Kedua, Kembali ke masa kebodohan

Patung atau berhala hanya ada di era primitif dan kebodohan (jahiliyyah). Penyembah patung adalah adalah orang-orang tidak bisa berfikir logis, karena yang jadi pijakan tindakannya adalah hawa nafsu, sedangkan hawa nafsu selalu ditunggangi syetan.

Ketiga, Memberikan edukasi yang buruk dan sesat

Kata pepatah : kejahatan bukan sekedar karena ada niat, tapi karena ada kesempatan. Dengan dibangunnya Patung Soekarno memberikan pendidikan yang tidak baik bahkan menyesatkan terutama kepada generasi muda dan anak-anak.

Keempat, Menentang aspirasi rakyat, khususnya umat Islam

Penduduk Jawa Barat mayoritas Muslim dan sangat religius. Sebagai seorang pemimpin seharusnya mampu mengakomodir kepentingan umat Islam. Tidak main hantam kromo begitu saja, apalagi Ridwan Kamil melangkahi lembaga DPRD.

Kelima, Penghamburan Uang yang tidak tidak berpihak kepada rakyat kecil.

Diberitakan bahwa dana yang diperlukan untuk membangun patung setinggi 21 meter sampai 10 triliun. Suatu jumlah yang amat besar. Tapi tidak memberi dampak yang positif bagi kesejahteraan raiyat. Dana itu akan memberikan manfaat yang sangat besar jika digunakan membantu ekonomi rakyat.

Jika hati nurani Ridwan Kamil masih berfungsi, harus mengakomodir kehendak rakyat dan nasihat para ulama, sehingga akan selamat dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika Ridwan Kamil bungkam, bisu, dan menutup mata dan hati atas berbagai protes masyarakat dan penolakan ulama, maka RK bukan saja akan mendapat raport merah atas kepemimpinannya, tapi juga bakal menyesal di akhirat kelak karena akan menanggung dosa sebanyak orang yang mempercayai patung itu, apalagi sampai mengkultuskannya.

Wallahu a’lam

Bandung, 3 Shafar 1445