Renovasi JIS Bakal Jadi Lahan Korupsi?

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Perilaku rezim ini kadang menggelikan, baik dari presiden sendiri maupun para menterinya. Kadang mereka mengomentari sesuatu tapi tidak tahu akar permasalahannya, atau hanya sebatas mendapat informasi sepihak dari orang yang tidak netral dan mungkin punya kepentingan tertentu. Seharusnya, sebelum ada second opinion dari orang yang netral, kredibel dan pakarnya, jangan dulu buru-buru membuat statement yang ngawur yang kalau dibaca oleh masyarakat yang tampak adalah kebodohan dan kebencian terhadap seseorang.

Untuk menilai rumput hybrid, Menteri PUPR malah membawa “tukang rumput” manual, bukannya memanggil ahli FIFA. Ya, ibarat anak lulus SD suruh menilai hasil karya sarjana, kan gak bakal nyambung.

Semua komentar para menteri, termasuk presiden tentang JIS jelas tidak obyektif, tendensius, tidak paham tentang konsep futuristik, ramah lingkungan, dan menggunakan teknologi modern. Jangan dibandingkan dengan stadion yang ada di Indonesia yang dibanggakan Erick Tohir, apalagi stadion yang suka tergenang air kalau hujan. Membandingkan JIS itu dengan stadion-stadion yang ada di Eropa, misal : Stadion Camp Nou, Santiago Bernabeu, Old Traffold, Tottenham Hotspur, dll

Di antara kelebihan JIS dibandingkan dengan stadion-stadion yang sudah ada di Indonesia antara lain :

Dikutip dari harian Radar Aktual, ini diantara keunggulan JIS :

JIS ternyata memiliki keunggulan dari stadion lain yang ada di Indonesia. Berikut ini daftar keunggulan JIS yang dikutip dari berbagai sumber

1. Kapasitas

JIS merupakan stadion dengan kapasitas paling besar di Indonesia mengalahkan Gelora Bung Karno (GBK). Stadion JIS mampu menampung 80 ribu penonton, sedangkan GBK sekitar 77 ribu karena renovasi untuk Asian Games 2018.

2. Atap Buka Tutup

Fitur atap buka tutup JIS menjadi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Atap tersebut bisa disesuaikan dengan kondisi dan cuaca yang ada sehingga bisa membuat penggunanya lebih nyaman ketika berada di dalam.

3. Joging di Atap JIS

Masih terkait dengan poin nomor dua, atap stadion JIS ternyata bisa digunakan untuk joging. Memiliki panjang lintasan 950 meter dan lebar tiga meter, pengunjung bisa mengitari JIS dari ketinggian.

Pemandangan yang ditawarkan pun cukup indah, seperti Pantai Ancol dan gedung-gedung tinggi di Jakarta.

4. Rumput Hybrid

Penggunaan rumput hybrid baru diterapkan di Indonesia belum lama ini. Khususnya saat persiapan Piala Dunia U-20 yang batal.

Namun, JIS sudah menggunakan rumput hybrid ketika pertama kali dibangun. Artinya, lapangan JIS menggunakan 95 persen rumput alami, sedangkan sisanya sintetis.

5. Tidak Ada Trek Lari

Stadion yang tidak memiliki trek lari layaknya di Eropa memang masih sedikit jumlahnya di Indonesia. Salah satunya adalah JIS yang tidak memiliki trek lari sehingga jarak penonton ke lapangan sangat dekat.

Selain bisa menikmati pertandingan dengan lebih dekat, jarak yang dekat ke lapangan akan membuat suara suporter semakin bergemuruh. Apalagi, desain JIS yang tertutup membuat suara suporter tuan rumah akan semakin kencang.

Oleh karena itu, menilai JIS sebagai maha karya anak bangsa dibandingkan stadion-stadion yang sudah ada di Indonesia bisa jadi bandingannya bukan apple to apple. Atau, ribut-ribut soal JIS mungkin karena selain faktor kebenciannya terhadap Anies, juga ada maksud lain yaitu menjadikan proyek renovasi sebagai lahan bancakan korupsi ? Menurut berita, anggaran untuk renovasi mencapai Rp 5 triliun, padahal pembangunannya saja cuma menelan biaya Rp. 4.5 triliun. Banyak yang curiga adanya renovasi yang dibuat-buat yang sebenarnya tidak perlu. Apakah usulan agar rumput JIS harus diganti dengan rumput lain juga supaya menjadi lahan korupsi ? Wallahu a’lam

Di era korupsi merajalela di mana-mana dan tidak ada penanganan serius, sulit untuk menumbuhkan kepercayaan rakyat terhadap para pejabat negara. Adakah pejabat yang masih bersih dan bisa dipercaya ?

Bandung, 18 Dzulhijjah 1444