Allah Kisahkan Raja Namrud yang Sombong dan Merasa Berkuasa Dikalahkan Nyamuk

Oleh: Wahyuningsih

Raja Namrud merupakan raja yang menguasai wilayah Mesopotamia dan memiliki kekuasaan yang sangat luas. Sejarah telah mengukir kekejaman, penindasan dan kesombongan yang dilakukan sang Raja. Bahkan, Jika seseorang yang dihukum kemudian raja Namrud mengampuninya maka seolah dia telah memberikan kesempatan hidup kepadanya, sedangkan jika dia memberikan hukuman mati maka dia telah mencabut nyawa seseorang.

Karena kekuasaanya, Ia menjadi sosok yang ingin selalu dipuja. Bahkan ia memproklamasikan diri menjadi tuhan yang wajib disembah rakyatnya. Raja Namrud merupakan sosok Raja yang hidup di masa Nabi Ibrahim. Ia adalah kisah kekuasaan yang seolah melampaui batas Tuhan.

Ketika Rasa Kuasa ingin Menjadi Tuhan

Kala itu Nabi Ibrahim menghadiri undangan digelar oleh raja Namrud. Terlihat di berbagai sudut ruangan, para tamu asik memakan makanan yang saji di atas meja seraya bercengrkama satu sama lainnya. Muncullah raja Namrud yang bertanya kepada setiap tamunya, “siapakah tuhanmu?”. Dan sebagian besar dari tamu undangan menjawab, “Namrudlah tuhanku”.

Tiba, giliran Ibrahim yang didatangi dan pastinya mendapat pertanyaan serupa. Namun betapa kagetnya raja Namrud mendapat jawaban yang tak biasa ia dapatkan. Nabi Ibrahim menjawab, “Tuhanku yang menghidupkan dan mematikan,”. Karena merasa dipermalukan, Namrud pun mulai marah dan tetap bersikap  tidak mau kalah.

Ia terus berusaha untuk membantah argumentasi Ibrahim. Dan iapun merasa bahwa dirinya juga bisa menghidupkan makhluk atau mematikannya tergantung keinginannya. Nabi Ibrahim pun menyatakan bahwa Tuhan yang ia sembah mampu mendatangkan matahari dari ufuk timur lalu menenggelamkannya di belahan bumi bagian barat. “Bisakah engkau wahai Namrud melakukan itu?” katanya mendebat Namrud. Mendengar jawaban itu, Namrud hanya terdiam. Lalu diusirlah Nabi Ibrahim tanpa diberikan makanan sedikit pun.

Kisah inipun tertuang dalam surat al-Baqarah ayat 258 yang berbunyi, “Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan, ‘Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan,’ orang itu berkata, ‘Saya dapat menghidupkan dan mematikan.’ Ibrahim berkata, ‘Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur maka terbitkanlah dia dari barat,’ lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Karena merasa di permalukan oleh Nabi Ibrahim, Namrudpun mulai merencanakan untuk membunuh Nabi Ibrahim beserta dengan pengikutnya. Namrud menyiapkan 700.000 bala tentara untuk mulai menyerang Nabi Ibrahim beserta pengikutnya. Karena kesombongannya, sang raja zalim inipun berani menantang Allah seraya berkata “Wahai Ibrahim, bukankah Tuhanmu memiliki bala tentara? Kerahkan bala tentara itu untuk melawan tentaraku,”

Mendengar hal itu Nabi Ibrahim khawatir dengan datangnya adzab dari Allah kepada Raja Namrud beserta seluruh bangsa Babilonia. Namrud tidak menyadari Allah Maha Penguasa langit dan bumi. Dalam surat Al-Fath Ayat 4 dinyatakan bahwa bala tentara di langit dan di bumi adalah adalah milik Allah. “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. Al-Fath ayat 4).

Adzab Tuhan kepada Raja Lalim

Allah telah menurunkan adzabnya kepada raja zalim dan sombong ini. Tiba-tiba terdengar suara dengungan. Raja Namrud dan tentaranya terkejut, ternyata segerombolan nyamuk-nyamuk bergerak ke arah tentara Namrud.

Pada awalnya, Raja Namrud menertawakannya karena bala tentara Allah sang junjungan Nabi Ibrahim hanyalah nyamuk. Namun melihat jumlahnya yang begitu besar, hingga terlihat seperti awan hitam yang sedang menutupi langit, maka Namrudpun mulai merasa takut.

Raja Namrud beserta pasukannya lari untuk menyelamatkan nyawa mereka masing-masing. Sebagian besar bala tentara Raja Namrud meninggal seketika dengan mengenaskan akibat gigitan nyamuk, dan sebagian lagi mampu selamat dari amukan nyamuk tersebut.

Raja Namrud berhasil melarikan diri dari bencana serangan nyamuk ini. Ia bersembunyi dalam istananya hingga berhari-hari lamanya. Semua saliran udara ditutupi dengan rapat. Namun, atas kehendak-Nya ada satu nyamuk yang berhasil masuk kedalam istana dan berhasil masuk ke dalam tubuh raja Namrud. Nyamuk itu masuk melalui hidungnya.

Setelah beberapa hari raja sombong ini merasakan sakit kepala yang sangat dahsyat.  Dipanggillah tabib untuk memeriksa keadaan dirinya. Namun, sang tabibpun tidak mampu untuk menyembuhkan sakit yang di derita Namrud.

Semakin lama keadaan namrud semakin buruk. Iapun memerintahkan kepada istrinya untuk memukul dengan kencang bagian kepalanya yang terasa sakit. Namrud berfikir mungkin dengan cara itu  rasa sakit yang dideritanya dapat hilang. Namun istrinya menolak untuk memukul kepala suaminya. Namrudpun lantas mengancam akan menghukum mati istrinya jika ia tidak segera melaksanakan perintahnya.

Dengan terpaksa iapun memukul kepala raja Namrud dengan sekuat tenaga dan tanpa di sangka karena perintahnya itulah yang pada akhirnya menyebabkan kematian si raja dzalim tersebut.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 26 menyebutkan bahwa:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ

Artinya: “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,”

Namrud merasa besar dengan kekuasaannya. Tapi, ia tidak sadar ia mampu dikalahkan oleh makhluk kecil ciptaan yang Maha Kuasa. Kisah kematian Raja Namrud akibat makhluk kecil, yaitu nyamuk. Kisah ini merupakan salah satu pelajaran bagi setiap manusia agar tidak sombong dan meyakini akan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan alam beserta dengan isinya. (Islam Kaffah)