Patung Bung Karno Tertinggi di Indonesia, Pemerhati Politik dan Kebangsaan: Kultus Individu

Patung Soekarno (Bung Karno) tertinggi di Indonesia di Bandung memberikan kesan kultus individu terhadap bapak Proklmator.

“Patung Soekarno tertinggi di Indonesia di Bandung menimbulkan kesan terjadi kultus individu,” kata pemerhati politik dan kebangsaan M Rizal Fadillah kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (30/6/2023).

Dalam konteks perjuangan bangsa, kata Rizal, perjuangan bangsa, maka masih banyak tokoh pejuang yang dapat dimonumenkan. Soekarno bukan satu-satunya. Kehebatan Soekarno berada di tengah kelemahan dirinya yang juga tidak ringan.

“Apabila beralasan bahwa Bung Karno adalah proklamator, maka seharusnya monumen itu bersama Bung Hatta. Janganlah mengambil kesempatan misalnya mumpung PDIP menjadi pemenang Pemilu lalu dibangun patung Bung Karno dimana-mana. Itu namanya kepentingan politik bersembunyi pada sejarah. Tidak sehat,” paparnya.

Berbasis kepentingan rakyat Jawa Barat atau kepentingan Yayasan Putra Nasional Indonesia yang jika disingkat PNI atau kepentingan Partai Politik ? Bila pembuatan patung tersebut demi kepentingan rakyat Jawa Barat maka sudah wajar jika digunakan dana APBD.

Ironinya, kata Rizal, pembuatan patung Soekarno itu juga dilakukan di Yogyakarta oleh seniman Yogya. Apakah tidak ada seniman Bandung yang mampu? Kang Emil tentu tahu bahwa ITB, dimana dahulu Soekarno menimba ilmu, memiliki Fakultas Seni Rupa. Seniman Bandung juga banyak yang berkualitas dan patut untuk diunggulkan.

“Di samping itu, kelak penggunaan Plaza Soekarno dapatkah digunakan oleh masyarakat Jawa Barat atas izin Pemprop sebagai “pemilik” tanah atau harus seizin “pemilik” patung yaitu Yayasan Putra Nasional Indonesia ? Semua harus jelas sebab Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto hadir bersama Ridwan Kamil dalam acara groundbreaking “ujug-ujug” tersebut,” pungkasnya.