Wakil Ketua Umum Parpol Berinisial RR Diduga Telantarkan Mantan Istri dan Anak

Wakil Ketua umum partai politik (parpol) berinisial RR diduga menelantarkan mantan istri dan anaknya. RR juga berprofesi pengacara.

Istri wakil ketua umum parpol itu bernama Farah menceritakan kelakuan mantan suaminya di akun Twitter @HeyFarahhh.

Berikut tulisan Farah terkait kelakuan mantan suaminya:

Sebut saja RR. Dia seorang Lawyer yg juga wakil ketua umum partai. Orang yg mengenalnya akan ada yg tidak menyangka jika dia seburuk dan sekejam yg saya sebutkan di thread ini,

karena branding image yg dia bangun sebagai seorang yg baik dan dermawan. Tapi disini saya ingin mencurahkan kesakitan saya tanpa mengurangi atau melebihkan cerita sesungguhnya.
Sekedar ingin meluapkan sakit yg saya rasakan, seperti bercerita pada Allah saja rasanya tidak cukup.
Dua bulan saya struggle sendirian. Saya ditinggalkan tanpa penjelasan apapun ketika kandungan saya usia 9bln. Tepat ditanggal 12 maret saya ditinggalkan. Semua kontak bahkan sosmed dia blokir, hanya menyisakan instagram sbg sarana kami berkomunikasi. Itupun tanpa saling follow.

Saya berjuang melahirkan anaknya sendirian tanpa didampingi siapa pun. Sialnya, anak yg saya lahirkan begitu mirip dengannya 😅

Sampai hari kelahiran anaknya, dia tidak juga menemui kami. Berkali kali saya text dia melalui dm instagram dia tetap bergeming.

Sampai akhirnya, saya bertanya, tidakkah kamu memiliki naluri seorang Ayah? Atau minimal sebagai manusia yg memiliki nurani.
Baru ketika itulah dia membalas pesan saya dan menanyakan keadaan anaknya. Disitu juga dia mengatakan untuk tidak perlu bertemu lagi, cukup komunikasi melalui dm instagram saja.
Dia juga bilang hanya menyanggupi memberikan uang kebutuhan anaknya 100rb – 150rb (beberapa kali pernah tidak trf sama sekali). Uang segitu utk kebutuhan bayi baru lahir. Padahal bayi baru lahir butuh banyak sekali biaya.
Sementara dia masih bisa mentraktir teman2nya.
Ya, seorang Lawyer dengan banyak kasus dan seorang wakil ketua umum partai hanya memberikan 100rb-150rb utk anaknya.
Ketika dia tinggalkan saya kondisi saya masih mengandung. Dengan tergopoh2 membawa perut jg menanggalkan rasa malu saya mencarinya ke kantornya dan kantor partai.

Fyi : Dia marah kalo saya cari dia ke kantornya, seandainya bisa komunikasi saya tidak akan datang.

2 minggu setelah ditinggalkan saya melahirkan. Hingga anaknya berusia 1,5 bulan belum juga di temui kami.

Sampai pada tanggal 23 mei kemarin saya melihat postingan yg ada foto dia dari ketua umum partainya. Foto kegiatan Bimtrk di Pusdiklat MK Cisarua, Bogor.
Saya berusaha menemui dia, menyetir sendiri dari Jakarta ke Cisarua membawa bayi saya. Saya bersyukur sekali selama perjalanan bayi saya tidak rewel, dia tertidur pulas, seperti paham bahwa ibunya sedang memperjuangkannya untuk bertemu ayahnya.
Sampai Cisarua, saya ceritakan kronologi usaha saya utk menemui suami saya pada kepala keamanan Pusdiklat MK. Dan Masya Allah, mereka orang orang baik. Mereka membantu saya hingga bertemu dengan suami saya.
Terlihat kaget ketika dia melihat saya, setengah memaksa dia meminta saya utk balik ke Jkt. Tapi saya menolak, karena memang saya lelah setelah menyetir dr Jkt ke Cisarua, dan anak bayi saya pun butuh istirahat setelah perjalanan.
Akhirnya dia bawa saya keluar dr Pusdiklat, dan kami cari tempat makan. Disitu saya berusaha bertanya kenapa saya ditinggalkan? Tapi dia selalu menghindari pertanyaan2 saya dengan mengalihkan pembicaraan pada topik lain.
Masih tidak mendapat jawaban, kami pergi mencari tempat untuk saya bermalam. Dia menempatkan saya disebuah villa yg jauh ke atas bukit, melewati pohon pohon besar dan sungai. Saat terasa tidak seram, namun ketika gelap, hanya saya dan bayi saya di villa itu, kanan kiri kosong.

Dia berjanji malam akan kembali datang ke villa itu menemani saya dan bayi kami. Ada rasa trauma tidak percaya, karena pernah kejadian di Surabaya, dia meninggalkan saya dihotel saat saya kesakitan krn pendarahan setelah diminta melayani dia.
Image
Sewaktu di Surabaya itu pun, saya mencari dia (saat itu dia sedang pegang kasus ponpes di Jombang), krn dia menghilang. Saya yg sedang hamil muda terpaksa naik bus, 10 jam perjalanan Jkt-Sby. Sampai Sby saya kehujanan dan dia tidak peduli. Sahabat saya membukakan kamar utk saya.
Fyi : Setiap kali ada masalah dia selalu menghilang dan menghindar.

Karena trauma pernah ditinggal ketika di Sby, saya berkali kali tanya, apakah benar akan balik lagi malamnya. Dan dia jawab, YA.
Di villa itu saya dan bayi saya ditinggalkan tanpa makanan dan minuman. Dia janji malamnya akan datang kembali ke villa membawa makanan dan minuman. Tapi dia tidak kunjung datang. Saya kebingungan ketika bayi saya menangis ingin susu, karena tidak ada air minum sama sekali.
Sampai kemudian saya memberanikan diri keluar dr villa itu. Dengan kondisi yg sangat gelap, kanan kiri hanya pohon pohon besar, melewati jembatan yg arus sungainya deras, sembari menangis saya susuri jalanan. Bayi saya pun menangis krn ingin susu. Saya kembali datangi Pusdiklat.
Sesampainya di Pusdiklat, saya diberi tau kalo suami saya sudah pergi meninggalkan pusdiklat sejak sore. Seketika tangis saya pecah dan histeris, saya merasa tidak berharga, saya merasa sakit luar biasa. Saya meraung raung menangis hingga ingin menabrakkan diri saya ke jalan raya
Semuanya terlihat gelap, bahkan saya sudah tidak ingat lagi dg bayi saya. Saya hanya meraung meronta menangis histeris. Yang terpikir oleh saya hanya MATI.

Bayangkan, 2bln saya berjuang sendiri, hamil hingga melahirkan sendirian, namun pengorbanan dan usaha saya tidak dianggap.
Lagi lagi saya ditinggalkan…

Semalaman saya diberi kamar di Pusdiklat MK, sungguh, mereka begitu peduli pada saya dan bayi saya. Semalaman hingga pagi saya menangis, saya benar2 jatuh terpuruk.

Hingga pagi, datang dokter dari MK, yg melihat kondisi kejiwaan saya.
Dengan sigap, mereka membawa saya ke Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi utk segera mendapatkan perawatan kejiwaan saya. Saya dinyatakan Depresi… Akumulasi kesakitan yg saya tahan 2bln ditinggalkan saat hamil besar hingga melahirkan.
Selama saya dirawat di RSJ, bayi saya dijaga dan dirawat oleh staf pegawai MK, hingga hari ini. Saya diijinkan memgambilnya kembali setelah saya benar benar pulih.

Semoga ALLAH membalas kebaikan pegawai2 MK dengan segala kebaikanNYA.

Di perjalanan menuju RSJ, saya tetap menangis, rasa sakit begitu dalam saya rasakan. Hingga diruang IGD mata saya terbelalak ketika membaca tulisan yg tertera di seragam perawat “RSJ Marzoeki Mahdi”, saya meronta utk keluar dari sana sembari mengatakannsaya tidak gila.
Beberapa orang perawat memegangi saya dan saya diberikan suntikan dilengan kanan dan kiri. Badan saya terasa lemas tidak bertenaga, ingatan saya melayang ke masa masa kecil saya.
Selesai dr IGD, saya dibawanya ke ruang PHCU (ruang observasi), disana saya dimasukkan dlm satu ruangan bersama para ODGJ. Saya ketakutan luar biasa berada diantara mereka. Ada yg begitu galak menjambak rambut saya, ada juga yg mengusap penuh kasih sembari menyebut nama anaknya.
2 malam saya berada di ruang PHCU, dihqri ketiga saya mendapat giliran konseling bertemu dokter. Melihat kejiwaan saya yg mulai sadar, dokter memindahkan saya ke ruang perawatan.

Saya dirawat diruang Srikandi kelas 1. Di ruang rawat inap tidak semengerikan ketika di PHCU.
Semua pasien bisa berkomunikasi dengan baik. Kami saling bertukar cerita sebab kami dibawa ke RSJ. Ada yg karena baby blues, ada yg karena keguguran, ada yg karena ditinggalkan suami, dll.
Hari ke 3 diruang rawat inap, Hemoroid saya pendarahan. Efek mengejan ketika melahirkan, hemoroid saya membengkak. Darah mengucur banyak dihanduk mandi. Handuk yg berwarna putih menjadi merah karena darah.
Hari itu juga, dokter bedah memutuskan saya utk dioperasi esok paginya karena hb saya yg kian menurun karena pendarahan.
Keesokannya, jam 10 saya menjalani operasi Hemoroid. Sekitar 30 menit saya diruang operasi.
Selepas operasi saya dibawa ke ruang perawatan umum. Masih dalam kondisi menggigil dan kaki yg belum bisa digerakkan sempurna efek obat bius, suami saya datang.
Ya, dia datang setelah dipaksa oleh rekan sejawatnya.
Dia datang menemui saya Hanya untuk menceraikan saya 😊
Saya diceraikan sesaat setelah operasi dengan keadaan yg belum pulih…
Saya mempertahankan bayi saya hingga lahir DEMI SUAMI saya (karena dia tidak punya anak dg istri pertamanya), dan saya masuk Rumah Sakit Jiwa KARENA SUAMI saya.

Saya Terluka, tapi saya HARUS MEMAAFKAN. Biar Allah yg mengadilinya. Saya serahkan dan pasrahkan semuanya pada Allah.
Yang terpikir saat ini adalah, bagaimana saya membesarkan bayi saya. Dan saya akan berjuang untuknya hingga ia bisa menceritakan dengan bangga, “Perempuan Kuat itu adalah IBU SAYA”