Tutur katanya runtut dan tidak meledak-meledak. Sesekali menyelipkan kaidah ushul fiqih, Al Quran dan Hadits. Tak lupa memasukkan humor ala warga NU. Itulah gaya bicara Pimpinan Pondok Pesantren Al Alawiyah Kota Bogor KH Mochammad Alwi, S.Ag, M.Si.
Di tengah kesibukan mengurus pesantren, Sekretaris PCNU Kota Bogor dan pejabat di Kemenag, Kiai Mochammad Alwi menyempatkan menemui suaranasional di pesantren Al Alawiyah, Kamis (30/7/2020).
Kiai Mochammad Alwi menceritakan berbagai hal mulai dari pendidikan, merintis pesantren sampai persoalan yang ada di tengah masyarakat.
Ia merintis pesantren pada 1998 yang santri hanya sekitar 30 an dari wilayah setempat yaitu Bulak Santri, Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat. Berkat ketekunan dan kesabaran, saat ini, Pesantren Al Alawiyah memiliki ratusan santri.
Pesantren Al Alawiyah berawal pengajian warga setempat, kemudian berdiri Raudhatul Athfal (TK) dan madrasah ibtidaiyah (SD). “Dan berkembang menjadi SMP dan SMK seperti sekarang. Semua siswanya menjadi santri di sini,” kata alumni Pondok Pesantren Sunanul Huda, Sukabumi.
Kiai Mochammad Alwi mengatakan, awal berdirinya Pesantren Al Alawiyah ada sebagian warga yang terganggu namun ia mengganggapnya biasa saja. “Yang penting berjalan terus dan tidak menyalahi aturan,” jelasnya.
Awal terganggunya sebagaian warga, menurut Kiai Mochammad Alwi karena sebelum Shalat Subuh, Masjid Pesantren Al Alawiyah sudah melantunkan ayat suci Al Quran. “Namun sekarang sudah menerimanya,” ungkapnya.
Selain mengurusi pesantren, Kiai Mochammad Alwi juga mengisi berbagai pengajian di tengah masyarakat.
Ia juga mengatakan, pengajian melalui online kurang mengena di masyarakat. “Apalagi pengajian online hubungan kiai atau ustadz dengan masyarakat kurang bagus secara emosional,” pungkas Kiai Mochammad Alwi. (Achsin)