Kebohongan Penjilat Ahok, Penghuni Gusuran di Rusun Rawa Bebek tak Nyaman dan Terancam Terusir

Rusun Rawa Bebek (IST)
Rusun Rawa Bebek (IST)

Mungkin orang lain akan melihat korban gusuran warga di Luar Batang di tempatkan Rusun Rawa Bebek sangat nyaman.

Beberapa buzzer maupun pers pendukung Ahok mencoba menceritakan penghuni rusun tersebut sangat nyaman. Mereka pun mewancarai warga.

Bahkan buzzer Ahok yang pernah mengadakan pertemuan dengan orang nomor satu memperlihatkan foto-foto kenyamanan Rusun yang terletak Cakung, Jakarta Timur.

Namun, suaranasional mempunyai cerita yang lain bagi korban gusuran yang ditempatkan di Rusun Rawa Bebek.

Suaranasional menemui Abdul Kadir penghuni Rusun Rawa Bebek korban gusuran warga pasar Ikan, Luar Batang.

Bapak yang berumur sekitar 54 tahun ini merasakan tidak nyaman tinggal di Rusun Rawa Bebek. “Mungkin orang melihat nyaman, tetapi saya dan keluarga tidak. Kami harus memikirkan pekerjaan kami sebagai nelayan yang hilang,” ungkap Abdul Kadir.

Abdul Kadir mengatakan, rusun yang ditempati ini sewa sehingga harus memikirkan iuran tiap bulan. “Gimana mau bayar iuran, pekerjaan saya sebagai nelayan tidak ada. Gimana Ahok ini,” ujarnya.

Suara yang sama juga dikatakan, Malik yang sudah puluhan tahun berprofesi sebagai nelayan. Ia mengatakan, tinggal di rusun justru tidak nyaman karena hidup kami di tepi pantai. “Sekarang saya belum ada pendapatan setelah digusur, kelihatannya enak tinggal dirusun tetapi ke depan harus membayar lain lainnya,” papar Malik.

Malik mengkhawatirkan tidak bisa membayar sewa rusun dalam bulan ke depan karena tidak punya pendapatan. “Setelah tidak jadi nelayan kami tidak punya penghasilan dan tidak bisa membayar sewa rusun. Saya juga lagi mikir pekerjaan apa yang cocok,” jelasnya.


3 comments

  1. saya sebagai warga negara INDONESIA yang mencintai Negeri Tercinta INDONESIA lahir batin dan tidak hanya dibibir saja, mengatakan .. “hanya orang yang tidak berbudaya dan tidak beradab serta tidak mencintai sesama Rakyat INDONESIA lah yang mengejek dan mencemoh, para nelayan sebagai Stake Holder atau Pemangku Wilayah pantai, yang telah kehilangan mata pencariannya”

Comments are closed.