Pemimpin Lembaga Zakat Harus Ciptakan Nuansa Ibadah di Lingkungan Kerja

Pemimpin lembaga zakat harus menciptakan nuansa ibadah untuk para karyawan di lingkungan kerjanya. Hal ini tidak terlepas dari zakat yang merupakan Rukun Islam keempat yang wajib dilaksanakan setiap muslim.

“Hampir dipastikan setiap organisasi termasuk lembaga zakat yang berhasil karena pengaruh leader atau pemimpin. Ini Fakta emperisnya,” kata Direktur Utama Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Wildhan Dewayana Rosyada, dalam pembukaan Kelas Akselerasi Intensif Batch 3, Kamis (10/8/2023).

Pemimpin bisa menciptakan irisan tiga hal. Pertama, pemimpin yang bisa menciptakan orang di dalamnya merasa betah, enjoy dan bekerja sesuai passion. Kedua, pemimpin yang bisa mendorong membuat infrastruktur sedemikian rupa orang-orang di dalam bekerja untuk berbuat yang terbaik.

Ketiga, pemimpin yang bersungguh-sungguh membangun organisasi untuk kesejahteraan. Keempat, pemimpin yang bisa membuat orang yang di dalamnya beribadah. Jika kita mampu menciptakn keempat irisan ini sesuai on the track, maka kelas aksesari ini akan mampu menciptakan leader IZI yang terbaik,” ungkapnya.

Wildhan mengatakan, para pemimpin IZI di daerah akan meneruskan kepemimpinan di Pusat. “Pemimpin saat ini dan masa depan, berada di pundak rekan-rekan semua, baik di IZI daerah berkiprah lebih bagus bisa melayani masyarakat dan meneruskan estafet yang telah dirintis sebelumnya,” ungkapnya.

Kelas Akselerasi Intensif Batch 3 diikuti oleh kader-kader terbaik IZI di seluruh Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengawal masa depan IZI yang lebih baik.

“Kegiatan ini melahirkan pemimpin IZI, masa depan makin baik, otentik menghadapi dinamika yang begitu cepat karena faktor yang mempengaruhinya. Insya Allah konten acara ini sangat kaya dengan value dan jati diri IZI, wawasan terkait pekerjaan kita, peningkatan skill, pemahaman kaidah-kaidah dasar dalam pengelolaan zakat,” paparnya.

Wildhan mengatakan, pemimpin yang besar bisa menghasilkan banyak pemimpin berkarya dan berprestasi bagi stakeholder. “Saat ini amanah ada di pundak rekan-rekan semua. Di tengah keterbatasan diperlukan acara seperti ini. Ibarat orang naik bus, orang yang ada di dalam menentukan arah tujuan. Kuncinya, orang-orang yang ada di dalam bus membawa bekal agar bisa sampai ke tempat tujuan,” pungkasnya.