Buka bersama Akademizi-Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI ingin mewujudkan program strata dua (S2) filantropi Islam. Kedua lembaga ini menindaklanjuti pengembangan riset bersama untuk kemajuan industri filantropi Islam.
“Ini harapan kerja sama strategis Akademizi dengan STEI SEBI. Pertama, butuh penyatuan ide, gagasan, apa yang bisa dieratkan dan disatukan. Kedua, secara teknis butuh kelanjutan. Ada kaji dampak dari STEI SEBI. Bila IZI dijadikan laboratorium dipersilahkan,” kata Direktur Akademizi Nana Sudiana, Rabu (27/3/2024).
Menurut Nana, riset Akademizi yang didukung STEI SEBI sangat penting untuk industri filantropi Islam terlebih lagi pasca kejadian ACT. “Apalagi ada daftar dari Kemenag beberapa lembaga zakat yang dituding menyalurkan dana ke teroris. Ada juga lembaga zakat dalam pengawasan Kemenag karena pengurusnya alumni pesantren Ngruki,” jelasnya.
Kata Nana, orang-orang Kemenag yang terbiasa mengurusi zakat digeser dari jabatannya. “Pejabat baru Kemenag yang mengurusi zakat lebih banyak dari kalangan auditor sehingga kecurigaan kepada lembaga zakat lebih menguat,” ungkap Nana.
Ketua STEI SEBI Sigit Pramono mengatakan, pihaknya masih menunggu satu langkah untuk bisa membuka S2 filantropi Islam. “STEI SEBI harus menjadi institut. Kita sudah mempunyai kriteria termasuk berbagai persyaratan tapi di Kemenag masih dianggap kurang,” tegasnya.
Sigit mengatakan, S2 filantropi Islam diampu kalangan akademisi dan praktisi dikemas secara modern. “Ada juga kuliah filantropi Islam non degree untuk meningkatkan kualitas SDM di lembaga filantropi Islam,” ungkap Sigit.
Untuk mewujudkan S2 filantropi Islam, kata Sigit perlu ada Forum Group Discussion (FGD).
Wakil Ketua IV Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerja Sama STEI SEBI Endang Ahmad Yani mengatakan, S2 filantropi Islam kolaborasi akademisi murni dan praktisi. “Bisa memberikan dampak perbaikan regulasi dalam pengelolaan zakat,” ungkap Endang.