Gunakan Lilin, Mahasiswa UMY Adakan Doa untuk Rekannya yang Jadi Korban Mutilasi

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan doa atas meninggalnya Redho Tri Agustian akibat dibunuh dan dimutilasi dua orang di Sleman, Senin (17/7/2023).

Dalam doa disertai menyalakan puluhan lilin sebagai simbol kehilangan. Acara doa bersama dilaksanakan di depan gedung AR Fachrudin, UMY, Kasihan, Bantul.

Dekan Fakultas Fakultas Hukum UMY, Iwan Satriawan, mengatakan kampus baru mendapat konformasi dari kepolisian tentang identitas Redho sebagai korban mutilasi.

“Dari aksesori yang ditemukan, kemudian dikonfirmasi kepada warga, aksesori itu memang milik Redho,” ujarnya.

Setelah mendapatkan informasi dari kepolisian, kampus langsung melakukan salat gaib dan doa bersama. Menurut Iwan, Redho selama ini dikenal sebagai sosok yang baik dan rajin dalam berbagai kegiatan kampus. “Saya beberapa kali berinteraksi dengan Redho. Dia mhasiswa yang baik dan aktif,” katanya.

Redho termasuk anggota tim yang menerima hibah penelitian dari kampus. “Polisi kami harapkan melakukan pemeriksaan dengan cermat dan memproses pelaku sebagaimana mestinya sesuai dengan perundang-undangan,” ujar Iwan.

Dia juga meminta semua pihak untuk menahan asumsi yang tidak jelas asal-usulnya serta mengikhlaskan kepergian korban.

Redho Tri Agustian alias Tommy hilang pada Selasa (11/7/2023). Redho terakhir terlihat oleh teman di rumah indekosnya pada Selasa dini hari. Hilangnya Redho dilaporkan ke Polsek Kasihan, Bantul, pada Kamis (13/7/2023)

Pada Rabu (12/7/2023) malam sekitar pukul 19.30 WIB, potongan tubuh manusia ditemukan di Sungai Bedog, Bangunkerto, Turi, Sleman. Polisi kemudian menggelar penyelidikan dan kembali menemukan potongan tubuh manusia di Lapangan Gimberan, Tempel, pada Sabtu (15/7/2023). Jarak Sungai Bedog dan Lapangan Gimberan sekitar lima kilometer. Pada Sabtu juga tim penyidik Polda DIY menangkap dua orang di Bogor. Dua orang tersebut diduga menjadi pelaku mutilasi terhadap korban yang potongan tubuhnya ditemukan di Sungai Bedog dan Lapangan Gimberan.

Polda DIY mencocokkan korban mutilasi yang potongan tubuhnya ditemukan di Turi, Sleman, dengan Redho, mahasiswa yang dilaporkan hilang di Polsek Kasihan, Bantul.

“Ada laporan orang hilang di Polsek Kasihan, Bantul. Kemudian kami berkomunikasi dengan mereka [Polsek Kasihan]. Kami cocokkan dengan adanya temuan-temuan potongan tubuh tersebut,” ujar Wadirreskrimum Polda DIY, AKBP K. Tri Panungko, Minggu (16/7/2023).

Selain mencocokkan dengan identitas mahasiswa yang dilaporkan hilang, tim penyidik Polda DIY juga menggelar pemeriksaan forensik. Meski demikian, Polda DIY saat jumpa pers belum memastikan apakah korban mutilasi ini adalah Redho, mahasiswa yang dilaporkan hilang di Polsek Kasihan.

Dalam jumpa pers, Polda DIY hanya menyebut korban mutilasi adalah laki-laki dari Pangkalpinang berinisial R, mahasiswa universitas swasta di DIY.

Senin pagi, Faris Al-Fadhat, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Alumni dan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan UMY, mengatakan kampus masih menunggu informasi resmi dari kepolisian untuk memastikan apakah korban mutilasi tersebut Redho Tri Agustian atau bukan.

“Kemarin pagi Polda DIY menyampaikan melalui konferensi pers, bahwa telah ditemukan korban mutilasi beserta terduga pelaku yang telah ditangkap. Namun kepolisian baru menyampaikan nama inisial, sehingga kami masih menunggu informasi secara resmi agar tidak mendahului dan tetap menghormati proses di kepolisian,” kata Faris kepada Harian Jogja melalui keterangan tertulis.

Fasir mengatakan tim UMY akan berkoordinasi dengan Polda DIY untuk memastikan identitas korban mutilasi dan hilangnya Redho alias Tommy.

“Masih proses forensik,” kata dia.