FPN Minta Jokowi Perintahkan Kejagung Menangkap Suami Puan Maharani

Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus memerintahkan Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk menangkap suami Puan Maharani (Happy Hapsoro) atas dugaan keterlibatan dalam korupsi BTS Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

“Meminta kepada Presiden RI, Ir. Joko Widodo untuk memerintahkan Kejaksaan Agung segera menangkap Happy Hapsoro (suami Puan Maharani) dalam dugaan korupsi BTS Kominfo,” kata Ketua Front Pergerakan Nasional (FPN) Dos Santos dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Senin (3/7/2023).

Dos Santos meminta Kejagung untuk menangkap semua nama yang terlibat dalam.kasus korupsi BTS Kominfo. sebagaimana yang telah diungkap oleh Kejaksaan Agung dan dilansir oleh Media CNN (14/3/2023).

“Meminta Presiden RI, untuk segera memerintahkan jajarannya agar memastikan terlaksananya Rule of Law, Penegakkan Hukum Tanpa Tebang Pilih,” tegasnya.

Jika Presiden tidak mampu melaksanakan kepastian penegakkan hukum bagi semua pelaku korupsi, khususnya kasus mega korupsi (BTS), Dos Santos atas nama FPN dan jaringannya diberbagai wilayah bersama rakyat akan menyerukan “Mosi Tidak Percaya” kepada Presiden RI, Ir. Joko Widodo, yang dapat berakibat pada pemakzulan secara konstitusional.

Selain itu, Dos Santos mengatakan, uang hasil korupsi tersebut selain ditukar di valuta asing kemudian diputar di pasar saham. Modusnya meminjam akun rekening orang lain, yang uangnya didistribusikan oleh YN yang merupakan operator keuangan Yusrizki di bawah kendali operasi AW (Don Praja).

Rekening yang dipakai atasnama Jef/AK dan pegiat medsos EP, keduanya adalah anak buah langsung AW (Don Praja) yang setiap hari In charge di Kantor jalan Praja Dalam.

Kata Dos Santos, Jef/AK sendiri adalah orang yang dalam BAP Windi Purnama, ia memberikan uang kepada Windi Purnama di Praja Dalam atas perintah Iwan Hermawan dan Anang Abdulatif untuk diserahkan ke beberapa pihak, salah satunya Panja Komisi Satu.

“Dalam menjalankan operasi gelap dan abu-abu dari Markas Besar Praja Dalam, AW (Don Adam) merekrut para Aktivis, aktivis medsos (seleb twitt) dan hacker, dan mereka semua diperalat oleh AW untuk mensukseskan operasi busuknya,” pungkas Dos Santos.