Al Zaytun (seperti) Negara dalam Negara

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Sebegitu hebatkah Al-Zaytun sampai seolah tidak tersentuh ? Pasukan Brimob yang katanya sangat garang dan ganas kepada orang yang dituduh “teroris” tapi memble ketika berhadapan dengan Al-Zaytun ?. Sebegitu saktikah Panji Gumlang sampai aparat kepolisian bisa disuruh-suruh untuk menghantam para pendemo ? Berani bayar berapa Panji Gumilang sampai aparat negara dikerahkan untuk melindungi kejahatannya terhadap hukum negara ? Benarkah Al-Zaytun dibekingi oleh AM Hendropriyono dan Moeldoko ? Seberapa hebatkan AM Hendropriyono dan Moeldoko sampai negara tidak berkutik.

Kesesatan Al-Zaytun sudah nyata, bahkan kata Prof. Mahfud MD terdapat unsur pidana sehingga bukan saja Kementerian Agama yang harus menutup Al-Zaytun, tapi juga aparat kepolisian sudah harus menangkap Panji Gumilang, bukan malah melindunginya.

Kesesatan Al-Zaytun bukan saja dari sisi Akidah yang bermadzhab Soekarno, tali sudah masuk kategori kafir (mencampuraduklan ajaran Islam, Yahudi, dan Nasrani) dan musyrik (ibadahnya mengikuti bisikan iblis), telah melecehkan Al-Quran dan Rasulullah saw dengan menyatakan Al-Quran hanya karangan Muhammad dan menolak tatacara ibadah yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Shalat pakai cara sendiri, dengan cara berjarak dan wanita bisa di depan bercampur laki-laki bahkan wanita bisa jadi imam. Tata cara adzan dan salatnya berbeda dengan apa yang biasa dilakukan umat Islam.

Panji Gumilang juga menghina para habaib keturunan Rasulullah saw. Dia menyebut, orang pribumi lebih mulia dari keturunan Rasulullah saw

Haji tidak harus ke Mekkah, cukup di Indonesia saja. Berarti amalan hajinya pasti dengan cara sendiri. Panji Gumilang juga menghina orang-orang yang suka ke Masjid sebagai orang yang putus asa.

Zakat dan infak bikin aturan sendiri. Cara mengumpulkan zakat dan infak tidak lazim, yaitu dengan cara memaksa dan menipu (orang tua). Hal aneh lain adalah dibolehkannya perzinahan, apakah itu sebagai bagian dari ritual (sesat), atau karena memang bikin aturan sendiri. Menurut Ken Setiawan (mantan tokoh NII), untuk siswa yang mampu dibilehkan berzina dengan tebusan dosanya sebesar 2 juta, demikian juga untuk menghapus dosa bisa ditukar dengan uang. Sungguh kesesatan yang sudah keluar dari ajaran Islam.

Yang mengherankan, Kementerian Agama bukannya menutup Al-Zaytun tapi malah menggelontorkan dana, menurut Ridwan Kamil setiap tahunnya miliaran rupiah (ada yang menyebut per tahun 43 miliar) untuk menghancurkan generasi muda.

Ada apa sebenarnya dengan Al-Zaytun sehingga semua aparat dibuat takut ? Ataukah ada permainan kongkalingkong antara Al-Zaytun dengan aparat negara ?

Rakyat menunggu kejujuran dan keberanian aparat negara untuk bertindak secara nyata, jangan cuma berani memberangus HTI, FPI, dan menggerebek orang-orang yang dituduh terorist, justru Al-Zaytun yang makar, yang seolah punya kerajaan sendiri, sehingga Kata Gusdur seperti ada negara di dalam negara malah dibiarkan.

Ketidakadilan terus dipertontonkan di rezim ini.

Bandung, 7 Dzulhijjah 1444