Alhamdulillah, Jakarta Tidak Lagi Masuk 10 Besar Kota Termacet Di Dunia

Gubernur Jakarta Anies Baswedan menyatakan Jakarta tidak lagi masuk daftar 10 besar kota termacet di dunia.

Saat memberikan pidato dalam Hari Pers Nasional di Istana Negara, Jakarta pada Selasa, Anies mengatakan pada 2020, Jakarta berada di urutan ke-31 kota termacet di dunia.

“Sedikit demi sedikit kita lakukan perbaikan pembangunan,” kata Anies pada Selasa (9/2).

Posisi Jakarta membaik dibandingkan 2017 lalu yang berada di urutan ke-4 kota termacet di dunia.

Kemudian pada 2018 berada di urutan ke-7 dan pada 2019 berada di urutan ke-10.”Alhamdulillah di 2020 kita menjadi rangking 31,” jelas Anies seperti dikutip Anadolu Agency.

Pada 2019 lalu, Jakarta menempati peringkat ke-10 sebagai kota termacet di dunia, versi TomTom Traffic Index.

Perusahaan spesialis teknologi lokasi ini merilis laporan situasi lalu lintas di 416 kota dari 57 negara.

Menurut TomTom, peringkat Jakarta lebih baik dibandingkan 2018 saat kota ini menduduki peringkat ke-7.

Namun tingkat kemacetan Jakarta tidak berubah dibanding tahun lalu yakni 53 persen.

Survei ini menunjukkan bahwa waktu termacet di Jakarta adalah setiap hari Jumat pukul 5-6 sore.

“Bepergian sebelum pukul 5 sore pada Jumat bisa menghemat waktu hingga 5 jam per tahun untuk setiap 30 menit perjalanan,” tulis TomTom.

Hari termacet di Jakarta pada 2019 ialah pada 6 Maret dengan tingkat kemacetan mencapai 91 persen, sedangkan hari yang paling tidak macet ialah pada 4 Juni 2019 atau satu hari menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Secara global, TomTom mencatat bahwa Bengluru, India dan Manila, Filipina merupakan kota termacet di dunia, para pengguna jalan menghabiskan rata-rata 71 persen waktu tambahan akibat terjebak macet.

Sedangkan kota-kota termacet berikutnya yakni Bogota, Kolombia; Mumbai, India; Pune, India; Moskow, Rusia; Lima, Peru; New Delhi, India; Istanbul, Turki; dan Jakarta.

[ihram]