Pemuda Muhammadiyah: Ceramah HRS Provokatif dan Munculkan Konflik

Ceramah Habib Rizieq Syihab (HRS) terkait kasus pelecehan Nabi Muhammad SAW di mana ia menyebut bisa dipenggal kepalanya sangat provokatif dan bisa memunculkan konflik di masyarakat.

“HRS sejak pulang dari Arab Saudi, keliahtannya semakin liar dan pernyataanya tidak terkontrol, provokatif, memunculkan konflik kalau dibiarkan,” kata Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Pemuda Muhammadiyah Razikin Juraid kepada suaranasional, Rabu (18/11/2020).

Menurut Razikin, HRS memunculkan isu kasus pelecehan Nabi Muhammad yang terjadi di Prancis untuk membangkitkan kemarahan umat Islam di Indonesia terkait perebutan kekuasaan.

“Pertarungan politik yang diperjuangkan HRS dalam perebutan kekuasaan dengan membangun instabilitas untuk mendelegitimasi pemerintah,” paparnya.

Razikin mengingatkan, pergantian kekuasaan di tengah jalan memunculkan konflik di masyarakat. “Bisa berdarah-darah, satu kelompok dengan kelompok lain saling bertikai,” jelas Razikin.

Ia mendorong aparat negara untuk menindak tegas siapa saja yang ingin mengganti pemerintah di tengah jalan. “Aparatur negara bertindak tegas dan tidak otoriter dalam menghadapi persoalan ini. Ketika pemerintah melakukan penegakan hukum dituding kriminalisasi ulama, antiIslam dan sebagainya,” papar Razikin.

Razikin juga mengkritik Revolusi Akhlak yang ditawarkan HRS dinilai kehilangan narasi. “Kalau teliti mendalam pemerintahan jokowi sudah mengadopsi nilai-nilai akhlak itu di dalam pelaksanaan pemerintah. di BUMN Erick Thohir berbicara akhlak, BUMN bisa dirasakan rakyat Indonesia, nilai akhlak dibawa di BUMN,” paparnya.