Sebut Sebut Hoaks di Medsos Munculkan Perpecahan, Pengamat: Jokowi Perlu Cermin di Istana

Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu cermin besar di Istana atas pernyatannya media sosial (medsos) memunculkan perpecahan bangsa.

“Faktanya Jokowi mendapat dukungan massif dari medsos mulai dari Jasmev sampai buzzer. Mereka ini yang memunculkan perpecahan bangsa seperti Denny Siregar, Permadi Arya. Artinya Jokowi perlu cermin besar atas pernyataannya medsos memunculkan perpecahan bangsa,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Kamis (5/11/2020).

Menurut Muslim, Jokowi membiarkan para buzzer Istana yang memunculkan perpecahan bangsa. “Harusnya sejak awal Jokowi membubarkan para buzzer bukan terus memelihara,” ungkapnya.

Kata Muslim, Rezim Jokowi justru memberikan anggaran kepada buzzer untuk sosialisasi program pemerintah. “Rakyat sudah muak dengan kelakukan buzzer pemerintah,” pungkas Muslim.

Jokowi mengatakan, tantangan kehidupan beragama kian hari kian berat. Salah satu tantangannya muncul dari media sosial (medsos) yang tidak jarang bisa memicu perpecahan.

“Kehadiran media sosial dalam mewarnai kehidupan beragama dewasa ini tidak bisa diabaikan. Tidak jarang media sosial membawa toxic, membawa racun seperti hoax dan ujaran-ujaran kebencian yang justru menimbulkan perpecahan,” katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang digelar secara virtual, Selasa (3/11/2020).

Jokowi pun menilai tantangan yang berat ini membutuhkan tokoh-tokoh agama yang mampu merangkul dan mempersatukan. Sehingga umat tidak terjebak pada pandangan ekstrim.

“Untuk itu dibutuhkan figur tokoh-tokoh agama yang mempersatukan, tokoh-tokoh agama yang merangkul, tokoh-tokoh agama yang piawai melunakkan perbedaan pilihan dan paham menjadi kekuatan. Sehingga umat tidak terjebak pada pandangan-pandangan yang ekstrim dan melegalkan kekerasan,” katanya.