Oknum Polisi yang Jebak Santri dengan Sabu tak Segera Dihukum, Madura Bergejolak

Madura bisa bergejolak jika oknum polisi yang menjebak santri dengan sabu tidak segera diproses secara hukum.

“Kalau oknum polisi yang mejebak santri tidak segera diproses hukum, Madura bisa bergejola. Ini menyangkut marwah dan martabat santri dan pesantren,” kata pengamat politik Muhammad Yunus Hanis kepada suaranasional, Sabtu (29/8/2020).

Menurut Yunus, berbagai tokoh ulama di Madura sudah meminta oknum polisi yang menjebak santri dengan sabu diproses secara hukum. “Keadilan harus ditegakkan di Madura dengan membawa ke pengadilan oknum polisi itu,” papar Yunus.

Kata Yunus, tindakan oknum polisi yang menjebak santri dengan sabu itu mencoreng institusi korps berbaju coklat. “Kasus ini harus dibongkar biar kasusnya makin jelas termasuk dugaan keterlibatan atasan oknum polisi tersebut,” jelasnya.

Pengasuh Ponpes Darul Amin Sumber Telor, Desa Pandiyangan, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, memberikan klarifikasi atas insiden penangkapan seorang santri diduga membawa narkoba jenis sabu.

Pernyataan ini sekaligus meluruskan beredarnya informasi terkait anggota polisi yang sempat disekap pihak ponpes lantaran diduga ada rekayasa dalam kasus tersebut.

Putra Pengasuh Ponpes Darul Amin Sumber Telor Mohammad Ulil Absor, membantah tegas bahwa tidak ada penyekapan kepada petugas kepolisian. Saat itu, pihak ponpes hanya mengamankan anggota polisi karena khawatir menjadi amukan massa lantaran situasi yang tidak kondusif.

“Bukan disekap, hanya mengamankan saja dibawa kesini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, malah kami layani dengan baik suruh makan sampai disuruh sholat maghrib,” ucap Lora Mohammad Ulil Absor, Selasa (25/8/2020) siang.