Muhammadiyah Kota Bogor Nilai Ritual Syiah di Muharram tak Sesuai Ajaran Islam

Ritual Syiah di Bulan Muharram dengan melukai tubuh sebagai tanda duka cita atas meninggalnya Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Demikian dikatakan Wakil Pimpinan Muhammadiyah Kota Bogor Dr. Zahid Mubarok, S.Th.I., M.E.I dalam artikel berjudul “Keistimewaan Bulan Muharram”

Zahid mengutip Hadits yang diriwayatkan Bukhari terkait larangan melakukan ritual yang dilakukan kelompok Syiah di bulan Muharram. “Bukan termasuk golonganku orang yang menampar-nampar pipinya, merobek-robek baju dan berteriak-teriak seperti teriakan orang-orang di masa Jahiliyah. (HR Al-Bukhari).”

Ia mempertanyakan, ritual melukai diri bagi kelompok Syiah tidak dilakukan untuk memperingati wafatnya ‘Ali Bin Abi Thalib. “Mengapa mereka tidak melakukan hal yang sama di hari meninggalnya ‘Ali bin Abi Thalib, Padahal beliau juga wafat terbunuh? Padahal Kholifah Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu adalah ayah dari Hasan dan Husain Radhiyallahu Anhumaa,” jelasnya.

Selain itu, Zahid mengajak, kaum muslimin memuliakan bulan Muharram ini karena banyaknya Fadhilah keutamaan dan amalan puasa yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam.

“Kita di tahun ini 1442 H bisa melaksanakan puasa 1 pekan di mulai dari tanggal 09, 10 dan 11 terus berlanjut tanggal 12 hari seninnya (puasa sunnah) dan lanjutkan lagi Shaum (puasa) di Ayyaamul Bidh di tanggal (13, 14 dan 15),” pungkasnya.