Serangan Iran ke Israel akan Memicu Pembebasan Palestina?

Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politikerangan kecil Iran ke Israel (Ahad, 14/4), oleh sebagian pihak diklaim akan menjadi pembuka bagi pembebasan Palestina. Serangan ini sendiri, dianggap akan memantik persatuan Islam arab untuk bisa mengeroyok Israel dan mengakhiri pendudukan Israel atas Palestina.

Bahkan, ada yang berhalusinasi serangan ini akan memicu perang dunia ketiga. Seolah, Iran akan ‘all out’ untuk melakukan pertempuran melawan Israel.

Untuk memastikan, apakah asumsi serangan Iran akan membebaskan Palestina bisa dipercaya, mari kita analisa sejumlah fakta sebagai berikut:

Pertama, serangan Iran ke Israel dipicu atas serangan Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah. Jadi, dasar serangan Iran adalah nasionalisme Iran, bukan karena pembelaan saudara Muslim di Palestina yang dibantai Israel.

Kualitas serangan Iran terhadap Israel, sangatlah kecil jika dikaitkan dengan upaya pembebasan Palestina. Yaman, lebih punya peran konkret membela Palestina, karena serangan Yaman ke sejumlah kapal yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah, jelas bertujuan untuk menekan Israel agar menghentikan serangan ke jalur Gaza.

Sudah berulangkali Palestina diserang Israel, dan berulangkali pula rezim Iran bungkam. Tak pernah ada serangan nyata dari garda Iran, untuk membela Palestina, kecuali hanya sejumlah kecaman dan umpatan yang dilakukan secara berulang.

Adapun milisi Hizbullah yang ada dalam asuhan Iran, juga hanya melakukan serangan ke Israel setelah wilayah dalam kendali Hisbullah diserang Israel. Hasan Nasrullah, hanya berpidato berapi-api untuk menjawab wilayah kekuasan milisinya, bukan mendukung dan membela penuh Palestina.

Dalam kasus Palestina, otoritas Iran bahkan menolak membantu Hamas karena serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, dilakukan tanpa berkordinasi dengan Iran. Alhasil, tidak ada visi politik Iran untuk membela dan membebaskan Palestina. Iran hanya berkonfrontasi dengan Israel, dalam rangka membela kepentingan nasional Iran.

Begitu juga negara arab, tak akan pernah berkoalisi untuk mengeroyok Israel. Berulangkali Palestina dibantai Israel, berulangkali pula penguasa Arab (Saudi, Mesir, Libanon, Suriah, dll termasuk Turki), hanya diam. Paling banter, mengeluarkan kutukan dan kecaman.

Kedua, serangan Iran ke Israel ini hanyalah serangan ‘main-main’, yang tidak menimbulkan dampak destruktif bagi Israel. Iran juga menegaskan, tidak akan ada serangan lanjutan terhadap Israel.

Sebaliknya, Israel diuntungkan oleh serangan Iran ini. Amerika, segera melakukan konsolidasi untuk memberikan pembelaan kepada Israel. Kekejian Israel terhadap Palestina, tertutup secara politik, dan seolah fokus dunia internasional saat ini adalah mewaspadai serangan Iran. Bukan segera membungkam kekejian Israel.

Serangan seperti ini, hanya untuk menghibur rakyat Iran, seolah otoritas penguasa mereka telah membalas apa yang dilakukan Israel terhadap Iran di Suriah. Serangan, yang digunakan hanya untuk memantik nasionalisme internal Iran.

Ketiga, Iran tak mungkin melakukan serangan total kepada Israel untuk membebaskan Palestina, karena konstitusi Iran melarang hal itu. Konstitusi Iran, sebagaimana konstitusi negeri lainnya yang didesain dengan penjara nasionalisme, hanya mengizinkan pengerahan tentara dan permakluman pengumuman perang jika ada kepentingan nasional Iran yang terancam.

Palestina, bukan bagian dari kepentingan nasional Iran. Jadi, tak akan ada pembebasan Palestina oleh tentara garda Iran.

Palestina, hanya akan dibebaskan oleh tentara Khilafah dengan komando jihad fi Sabilillah oleh seorang Khalifah. Palestina, akan kembali dibebaskan sebagaimana Khalifah Umar RA dan Sholahudin Al Ayyubi membebaskannya.

Karena itu, mari melipatgandakan perjuangan Khilafah. Agar Khilafah segera tegak, dan agar Khalifah segera mengirim tentara Khilafah untuk membebaskan Palestina. Allahu Akbar ! [].