Presiden Lingkung

Oleh: Sutoyo Abadi

Linglung adalah ketidakmampuan untuk berpikir jernih, mungkin sedang terjadi disorientasi dan kesulitan memerhatikan, mengingat, dan lupa apa yang telah dikerjakan. Orang yang linglung mungkin memiliki perilaku aneh atau menyimpang dari prilaku normal.

Presiden Joko Widodo mengatakan ingin Indonesia jangan terkena kolonialisme modern: “Jangan mau kita terkena juga kolonialisme di era modern ini. Kita enggak sadar tahu-tahu kita sudah dijajah secara ekonomi,” ujar Presiden Jokowi di Jakarta, Rabu (4/10).

Sontak membuat kaget banyak pengamat politik dan ekonomi, seperti tokoh ekonomi nasional DR Rizal Ramli mengapresiasi pernyataan Presiden Jokowi, mengatakan, kebijakan Jokowi justru sebaliknya, yaitu menghamba pada oligarki dan investor yang merampas hak tanah masyarakat adat.

“Ngomong gitu, apa Dia ngerti yang diomongin ya? Wong situ kebijakannya mengamba oligarki dan investor perampas hak rakyat dan adat,” kata mantan Menko Perekonomian itu melalui akun Twitter, @RamliRizal yang diunggah pada Jumat (6/10).

Mantan Menko Kemaritiman itu mengingatkan bahwa yang dilakukan oleh pemerintah saat ini merupakan kolonialisme. “Itu namanya kolonialisme Den. Sing eling atuh”.

Sebelumnya, di depan peserta Program Pendidikan Lemhannas Tahun 2023, di Istana Negara pada Rabu (4/10), sudah kambuh, Presiden mengatakan : “Jangan sampai kita terlena dalam hitungan bulan, enggak mau saya terkena penjajahan di era modern”.

Kejadian aneh tersebut, presiden lingkung seperti tidak menyadari dirinya sebagai abdi oligargi sekaligus sebagai kolonialisme. Ketidak sadaran yang terjadi, mungkin sedang terserang diagnostik depresi, adanya gangguan kecemasan, akibat dosa dosa yang dilakukan selama ini dan akan beresiko hukum menimpa dirinya.

Sangat mungkin presiden terkena gangguan kondisi fisik yang dapat berdampak parah pada fungsi psikologisnya. Menderita “sleep apnea” bersamaan dengan penurunan fungsi kognitif secara menyeluruh dan berakibat tidak sadar apapun yang diperbuat dan dikatakan.

Bisa juga Presiden terserang narsisme. Gangguan kepribadian narsistik adalah salah satu gangguan mental yang membuat pengidapnya merasa sangat penting dan harus dikagumi. Mereka juga hampir selalu merasa lebih baik dan apa yang dilakukan merasa sudah benar.

Selalu membanggakan pencapaiannya, bahkan selalu meminta presiden selanjutnya untuk melanjutkan program nya, tidak sadar apa yang telah dilakukan diatas puing puing kehancuran dan kegagalannya .

Sangat terlihat pada pidato dan informasi yang disampaikan, ahir ahir ini hanyalah pertunjukan sebuah drama dan menipu diri (lain yang diucapkan lain dengan kenyataan).

Gangguan kepribadian narsistik ini, memiliki sikap kesulitan menerima kritik. Perasaannya cenderung mudah tersinggung bahkan mudah merasakan depresi saat mendapat tekanan dan kritikan.

Tekanan yang semakin berat, ketidakpastian dan situasi makin tidak menentu akan mengakibatkan stress. Prilakunya menjadi tidak terkendali diluar kesadaran dirinya secara normal. Depresinya semakin berat diliputi ketakutan, karena merasakan ada bahaya yang membayangi perasaan dan pikirannya.

Indonesia sudah terjajah oleh penjajah gaya baru, khususnya kuasa Presiden sudah berada ada dalam remote kendali politik Cina. Ketika Presiden akan membalikkan fakta dengan pidato pidato menipu diri adalah perbuatan yang sia sia dan semuanya sudah terlambat .

Pilihannya tinggal menyerah, mengundurkan diri atau untuk menghindari resiko hukum oleh rakyatnya sendiri harus melarikan diri.