Demokrat Gabung Prabowo, SBY Makin Kehilangan Marwahnya

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Jokowi adalah simbol kedurjanaan. Siapa saja yang mendekati Jokowi akan kehilangan marwahnya. Semua tokoh yang dulunya menjadi panutan dan harum namanya di masyarakat, begitu masuk istana citranya menjadi buruk dan namanya diabaikan masyarakat.

Tengok saja, partai-partai yang didukung Jokowi pasti dijauhi rakyat (hanya dipilih sekitar 18%). Apalagi dengan adanya kasus Rempang, nama Jokowi benar-benar telah tenggelam sedalam-dalamnya.

Memang aneh, Demokrat yang sudah mulai dicintai masyarakat karena slogan perubahannya bersama Anies, gara-gara kemarahan yang tidak proporsional sekarang ikut menceburkan diri kedalam kolam lumpur bersama para pendukung rezim zalim. Padahal nama SBY semula masih sangst harum, tapi sekarang sudah jadi bahan olok-olok di masyarakat.

Seharusnya SBY berkaca, popularitas Demokrat waktu bergabung dengan Koalisi Perubahan karena faktor dukungannya terhadap Anies. Keputusan SBY untuk meninggalkan Anies dan bergabung dengan Prabowo adalah keputusan tidak bijak dan salah perhitungan. Nama Prabowo sudah tercoreng di masyarakat, bukan saja karena ‘pengkhianatannya” meninggalkan pendukungnya di Pilpres 2019, tapi juga berbagai kasus telah menjerat Prabowo : mulai dari kasus penculikan aktivis 98, pemecatannya dari militer, kasus korupsi di kemenhan, kasus food estate, dan kasus latar belakang keislamannya yang mengundang banyak tanda tanya. Itu kesan masyarakat terhadap seorang Prabowo.

Maka ketika Prabowo bergabung dengan rezim “durjana’ Jokowi, lengkap sudah kesan negatif masyarakat terhadap Prabowo.

Sekarang SBY mau mencari simpati masyarakat bersama orang yang sudah dicap negatif di masyarakat, maka hampir dipastikan keduanya akan tenggelam bersama-sama. Jika Pemilu berlangsung secara jujur dan transparan, baik Gerindra, Demokrat dan semua partai pendukung Jokowi akan menjadi partai medioker atau bahkan papan bawah.

Mengapa?

Karena masyarakat sudah sangat muak dengan manusia iblis yang bernama Jokowi. Rakyat sudah terlampau dalam disakiti. Tengok kasus Rempang, bagaimana jahatnya rezim Jokowi terhadap penduduk asli Rempang hanya demi membela China penjajah. Kesalahan rezim Jokowi sudah tidak bisa dimaafkan dan harus dihancurkan. Saat ini rakyat sedang menyusun kekuatan untuk menghancurkan rezim Jokowi penindas rakyat. Lambat laun Jokowi dan para begundalnya pasti tumbang dan hancur. Mereka semua yang bersekongkol menindas rakyat harus dijebloskan ke penjara atau jika telah terlibat dalam aksi pembunuhan biadab harus dihukum mati.

Kemarahan rakyat terhadap rezim Jokowi sudah sampai puncaknya. Oleh karena itu, capres-capres pendukung Jokowi harus ditenggelamkan.

Bandung, 30 Shafar 1445