Kebengisan Seorang Jokowi

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Untuk kesekian kalinya Jokowi menunjukkan watak aslinya seorang yang diduga keturunan PKI: sadis, bengis, kejam, dan tidak punya rasa kemanusiaan.

Di akhir masa Pemerintahannya bukannya ingin mengakhiri masa jabatannya dengan meninggalkan kenangan manis, tapi yang terjadi malah sebaliknya : makin membabi buta.

Jika menengok ke belakang, mengapa orang jahat ini bisa terpilih jadi Presiden RI ?

Bagaimana pertanggungjawaban di akhirat kelak orang-orang yang telah memilih Jokowi memimpin negeri ini ? Selain rakyat yang memilih Jokowi, yang juga paling bertanggung jawab adalah Ketua KPU, BAWASLU, dan para hakim MK. Kalian semua harus siap menghadapi tuntutan di Pengadilan Akhirat kelak.

Kekejaman Rezim Jokowi lebih buruk dari kekejamam Fir’aun. Kalau Fir’aun la’natullah masih memiliki rasa nasionalisme terhadap negerinya sendiri, kejamnya kepada bangsa Asing (Israel), masih membuka dialog dengan Musa, dan Fir’aun sangat cinta rakyatnya dan memajukan negerinya sendiri. Itu semua tidak dilakukan oleh Jokowi.

Justru yang mengherankan, Jokowi warga negara Indonesia, dipilih oleh rakyat Indonesia, tapi mengapa mengabdinya justru kepada musuh rakyat Indonesia, yaitu China sang penjajah ?. Jenis manusia macam apakah Jokowi itu ?

Kekuasaan yang telah diamanatkan oleh rakyat justru untuk disalahgunakan untuk “membunuhi” rakyatnya sendiri. Demi mengabdi kepada China komunis, Jokowi (dan Luhut) telah menjadi pengkhianat dengan tega menyiksa rakyat asli Indonesia.

Apa saja yang diminta China dituruti, sekalupun harus mengorbankan penduduk pribumi.

Kasus perampasan tanah warga di Rempang Batam hanya demi membela proyek wisata Rempang Eco City dari seorang Taipan Tomy Winata yang menjanjikan investasi 381 triliun sampai tahun 2080, tapi harga diri bangsa, kedaulatan negara, dan keselamatan warganya sendiri dijual.

Aparat kepolisian dengan membabi buta menyemprotkan gas air mata kepada warga sipil, menyiksa, mengancam, bahkan dikabarkan sudah banyak yang meninggal dunia.

Sepertinya Jokowi, Luhut, Bahlil dan para penjilat rezim sudah kerasukan iblis dan dajjal. Mereka semua sudah tidak punya hati nurani sama sekali.

Belum jera kasus tragedi KM 50 yang menewaskan 6 laskar FPI, kasus penyerangan polisi kepada warga pada tanggal 21-22 Mei 2019 yang menewaskan 9 warga sipil tidak bersalah (termasuk anak di bawah umur), kematian 894 petugas KPPS secara misterius tanpa proses autopsi, meninggalnya beberapa ulama dan ustadz secara janggal, tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 jiwa, dan kini diulangi lagi di Rempang Batam ?

Benar-benar pemimpin zhalim dan pembunuh berdarah dingin.

Seberapa saktikah Jokowo, Luhut, Bahlil dan para “algojo” rakyat jika harus menghadapi Malaikat Izrail, Malaikat Munkar-Nakir, dan Malaikat Zabaniah ?

Mereka seolah akan hidup selamanya dan bebas dari tuntutan atas segala perbuatan jahatnya ketika di dunia dan merasa tidak akan dipertanggungjawabkan di akhirat ?

Bukan seperti itu. Tuntutan itu bukan saja dari satu orang yang nyawanya telah dilenyapkan, tapi setiap rakyat yang pernah terzalimi di dunia akan menuntut balas di akhirat kelak dengan seadil-adilnya.

Hanya orang-orang tolol (jahil) yang tidak menyadari semua akibat kejahatan yang telah dilakukannya di dunia, terutama bagi para pemimpin dan hakim yang tidak amanah, jujur, dan adil.

Kezaliman rezim Jokowi akan mendapat perlawanan seluruh rakyat Indonesia dan mungkin dunia internasional yang masih berakal sehat dan peduli nasib sesama. Dan kekejaman Jokowi dan yang lain pasti akan dibalas Allah sebelum mereka mati, apalagi balasan akhirat yang sangat mengerikan.

Semoga kita bisa menyaksikan balasan siksa Allah atas orang-orang zalim yang telah “membunuhi” rakyatnya sendiri.

Bandung, 26 Shafar 1445