Amil Jangan Baper

Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi, Associate Expert FOZ)

Baper, kata anak muda adalah “terbawa perasaan”. Dunia amil itu amat dinamis. Saking dinamisnya apa-apa bisa berubah dengan cepat di dunia amil. Belum lagi ada sejumlah sisi dari profesi ini yang karena memang masih baru, satu lembaga dengan lembaga lainnya kadang amat berbeda. Menyikapi sejumlah kekurangan yang ada, kita tak boleh baper. Begitu seseorang yang diterima sebagai amil berperilaku mudah baper, ia dipastikan tak akan lama bertahan.

Memang setiap manusia punya perasaan yang berbeda. Namun, ketika telah memilih bergabung sebagai amil, idealnya mereka bisa mencari solusi atas apa yang terjadi dengan kepala dingin, bukan malah memperbesar emosi atau malah menjadikannya alat untuk menyalahkan orang lain.

Ketika mereka mendapati kekurangan atau ketidaksesuaian dengan apa yang diharapkan, rasa emosi yang tak terkendali justru akan terus membanjiri hidupnya yang mudah baper. Akibat semakin beratnya emosi yang ada, bisa jadi emosi tadi dibawa ke hati alias baper dan berpengaruh pada turun naiknya mood.

Bila lebih banyak mood negatif, kita akan terus-menerus mengalami stres, sedih, dan tak bisa merasakan bahagia.

Nah, bilamana sudah terlalu baper, yang terjadi malah kita akan stagnan dalam pekerjaan dan seolah-olah dirundung kesedihan tanpa sebab. Hal lain juga, kita akan sulit mengembangkan diri karena susah move on dari perasaan kesedihan yang berlebihan.