Beri Peringatan, Habib Umar Alhamid: Waspadai Gerakan Koruptor dan Oligarki Kuasai Parlemen!

Panglima Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid menyebutkan pada pemilu 2024 mendatang diminta kepada seluruh rakyat di republik ini untuk jeli dan teliti serta bisa menahan diri dalam memilih wakilnya untuk duduk di parlemen. Pasalnya, pada pemilu kali ini akan banyak di isi oleh kelompok oligarki, dinasti dan mantan koruptor yang tentunya akan sangat berbahaya buat bangsa dan negara ini kedepan. Jadi diingatkan untuk kita semua untuk mewaspadai gerakan ‘KUPAR’ (kuasai parlemen-red) ini.

“Jika parlemen negeri ini di isi dan diatur oleh kelompok oligarki, dinasti dan para mantan koruptor, negara pasti akan hancur. Jangan mengharapkan yang namanya keadilan sosial dan perikemanusiaan dapat diwujudkan,” ujar Habib Umar Alhamid kepada redaksi www.suaranasional.com, Senin (28/8/2023).

Menurutnya, jika mereka telah menguasai parlemen, maka jangan mengharapkan sesuatu yang baik untuk kepentingan yang lain, apalagi untuk kepentingan rakyat dan negara. “Mereka dapat melakukan segala sesuatu atas pesanan kelompok dan grup-grup mereka,” tutur Habib Umar.

Dikatakan Habib Umar, hancurnya sebuah negara dikarenakan dua hal yang pertama adalah dari DPR (parlemen) yang tidak baik dan yang kedua dari kepala negara (presiden yang haus kekuasaan). “Jadi kalau rakyat salah memilih berarti rakyat memberi kesempatan pada mereka untuk melakukan itu semua,” paparnya.

“Saya mengingatkan pada seluruh tokoh tokoh agama dan tokoh masyarakat agar memberi saran dan peringatan kepada rakyat agar jangan menggadaikan hak suaranya dengan imbalan uang atau sesuatu yang membuat dosa seumur hidup,” jelasnya.

Habib Umar mengatakan, jika mereka memberi uang ambil, tapi ingat sebuah pemberian tidak harus dituruti untuk memilihnya. Itu tidak melanggar dan bukan sebuah pengkhiantan.

“Dikarenakan uang yang mereka peroleh bisa jadi hasil dari yang tidak baik.Dan, bahkan bisa jadi uang rakyat atau uang hasil kejahatan yang dicuri dari negara,” katanya.