Artistik dan Awetnya Rumah Orang Belanda

Oleh Adung Abdul Haris*

Warisan (legacy) rumah khas Belanda zaman Belanda, sampai saat ini ternyata masih berdiri kokoh dan bisa ditemukan pada wujud beberapa rumah di wilayah kota di ndonesia. Seperti Jakarta, Depok, Surabaya, Bandung, Semarang. Hingga di wilayah Kota Serang – Banten. Padahal usianya bisa mencapai puluhan hingga ratusan tahun. Tentu beda dengan kebanyakan rumah besutan orang Indonesia, yang baru beberapa tahun atau puluhan tahun, sudah banyak yang lapuk dan artistiknya sudah out of date.

Arsitektur rumah zaman Belanda itu memang memberi kesan klasik dan elegan. Bahkan, manakala kita tertarik untuk mengadaptasi rumah zaman Belanda ke dalam arsitektur hunian kita dalam konteks kekinian juga tidak ada masalah dan sangat adaptif. Berikut ini penjelasan detailnya mengenai rumah warisan Belanda.

Rumah peninggalan Belanda di kmpumg Pengantungan dekat masjid Agung Kota Serang, Banten

Gaya Rumah
Gaya rumah Belanda di Indonesia, memang identik dengan warna putih beratap limas, namun banyak yang salah mengartikan bahwa model rumah seperti itu adalah rumah khas Belanda. Padahal rumah dengan arsitektur khas ini adalah rumah asli Indonesia yang dibuat oleh arsitektur Belanda dan dibangun pada zaman penjajahan Belanda. Sementara rumah zaman Belanda di Indonesia atapnya khas daerah tropis. Sedangkan rumah asli Belanda di negaranya memang lekat dengan arsitektur Eropa lama yang dihiasi dengan batu bata merah dan memiliki atap berbentuk segitiga.

Jadi, rumah zaman Belanda yang saat ini masih ada di Indonesia dan kerap dihubungkan dengan Belanda adalah rumah asli Indonesia yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda. Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata rumah model tersebut akhirnya menjadi ciri khas rumah tua yang klasik. Sementara hunian bergaya Belanda ini tersebar di wilayah-wilayah elit seperti daerah Menteng (Jakarta), Depok, Kota Lama Semarang, di Jalan Setiabudi, Bandung, dan bahkan terdapat juga di wilayah Kota Serang-Banten, tepatnya di Kampung Pegantungan, Kota Serang-Banten.

Karakteristik Rumah
Ada beberapa ciri khas yang identik bila melihat rumah bergaya peninggalan kolonialisme ini. Salah satunya adalah tampilan depan rumahnya yang khas, yakni kental dengan besar tanah dan bangunan yang luas. Selain itu, model pintu utama juga identik dengan sentuhan etnik Betawi. Berikut beberapa karakteristik rumah zaman Belanda yang bisa kita simak: Umumnya berukuran besar dengan tanah bagian depan yang luas.

Setiap ruangan berbentuk simetris. Sementara perabotan yang digunakan memang cenderung klasik dan terbuat dari kayu jati. Memiliki langit-langit yang tinggi. Kemudian bagian depan rumah biasanya dihiasi dengan pilar-pilar beton. Sementara aksen jendela kuno memang terus menghiasi bagian-bagian penting di dalam dan luar rumah.

Rumah bergaya Belanda tersebut identik dengan taman depan yang luas. Sehingga apabila kita ingin membangun hunian bergaya Belanda, disarankan untuk membangunnya di atas tanah yang luas. Minimal 150 m2 untuk mendapatkan taman depan yang luas sehingga aksen rumah zaman Belanda itu agar terlihat kental dan naturalis.

Rumah peninggalan Belanda di kampumg Pengantungan dekat masjid Agung Kota Serang, Banten

Pilihan Material
Rumah bergaya arsitentur Belanda itu sangat identik dengan tampilan depan yang dihiasi pilar-pilar beton yang kokoh. Sehingga kita wajib memilih material beton yang kokoh untuk menjaga keawetan bangunan rumah bergaya Belanda iitu nantinya. Fakta menarik bahwa banyak rumah bergaya Belanda tersebut telah berdiri lebih dari puluhan bahkan ratusan tahun.

Kayu Jati
Jika kita ingin mengadaptasi rumah zaman kolonialisme ini, tentunya kita harus memilih perabot klasik yang terbuat dari kayu jati. Material kayu jati menjadi pilihan yang tepat karena kualitasnya dan keawetannya. Sesuai dengan fondasi bangunan bergaya Belanda itu yang rata-rata kokoh dan awet sehingga bisa berdiri sampai puluhan dan bahkan ratusan tahun.

Jendela-Jendela Besar
Rumah bergaya Belanda itu juga khas dengan jendela-jendelanya yang besar, yakni yang menghiasi berbagai ruangannya. Oleh karena itu, rumah tersebut selalu terasa sejuk karena jendelanya yang besar-besar itu. Sementara fungsi dari jendela besar itu adalah untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam rumah dan juga mendapatkan sinar matahari dari luar.

Berlantai Satu
Rumah bergaya Belanda juga jarang ada yang terlihat berlantai dua. Bahkan, rata-rata rumah zaman Belanda itu hanya memiliki satu lantai. Meski hanya satu lantai, biasanya hunian ini luas di bagian dalam dan luar. Sehingga tidak terasa sempit atau sumpek, selain itu biasanya rumah ini juga memiliki bagian teras yang cukup besar.

Cara Merawat
Meski dibangun dengan fondasi yang kokoh, rumah bergaya Belanda juga harus dirawat dengan baik agar tetap terjaga keindahannya, dan diantaranya untuk terus melalakukan pengecatan ulang setiap 5–10 tahun sekali. Membersihkan area-area yang mudah terkena air dan debu agar tidak dipenuhi lumut atau jamur. Lebih dari itu, selalu rutin membersihkan rumah agar tetap bersih dan rapi.

Bila ada beton atau dinding yang rusak, maka segera lakukan perbaikan agar tidak merembet ke area lainnya. Itulah sekelumit tentang mengenai perawatan rumah klasik Belanda dan sekaligus juga sebagai tips untuk merawat hunian bergaya Belanda itu. Jika diantara kita yang punya keinginan untuk membangun rumah dengan arsitektur kolonial itu, ada baiknya untuk memilih tanah yang lebih luas, yakni untuk membangun bangunan yang lebih luas dan kokoh. * (Penulis. Peminat Sejarah dan Tokoh agama).