Jokowi Memang Pengecut

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Untuk kesekian kalinya, ketika rakyat ingin menghadapnya dan menuntut keadilan tapi Jokowi malah “ngacir” kabur. Memangnya Jokowi itu siapa, bukankah dia presiden rakyat Indonesia, bukan jongos oligarki taipan ? Lalu siapa yang telah memilih dan menggaji Jokowi, oligarki taipan atau rakyat ?. Bukankah oligarki taipan cuman bisanya merampok, merampas, dan mengeruk kekayaan Indonesia bukan untuk kepentingan rakyat Indonesia tapi untuk kepentingan pribadi atau dibawa kabur ke China.

Oleh karena itu, sebutan Jokowi bajingan yang disampaikan antara lain oleh KH. Syukron Makmun, Prabowo, dan juga Rocky Gerung (dengan ditambah kata tolol, dan pengecut) bukan isapan jempol tapi nyata adanya.

Sebutan apa yang pantas ketika seseorang yang telah membuat kebijakan yang merugikan dan ditentang rakyat karena dzalim, lalu ketika rakyat mau mengadu dan menuntut keadilan kepada presidennya tapi malah dia kabur selain kata pengecut?

Bahkan untuk memasuki area Patung Kuda pun akses-akses jalan yang menuju lokasi diblokir sehingga para buruh tidak dapat masuk ke arena lokasi Patung Kuda.

Padahal, Jokowi beberapa tahun lalu menyatakan kalau dirinya rindu didemo dan demo itu perlu untuk meluruskan pemerintah, nyata cuma omong doang alias berbohong.

Jokowi bukan saja menghindari para demonstran, tetapi juga menganggap tidak penting suara-suara rakyat. Katanya yang bisa menurunkan Presiden hanya rakyat. Nah sekarang rakyat menuntut Jokowi mundur karena sudah tidak lagi berguna bagi rakyat. Lalu alasan apa lagi Jokowi berkeras mempertahankan kekuasaannya ?

Aksi buruh yang dilaksanakan hari ini di depan istana menuntut dicabutnya UU Omnibuslaw, UU Kesehatan, UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan yaitu UU.Nomor 4/2023 yang sangat merugikan rakyat dan hanya menguntungkan segelintir konglomerat taipan. Mereka sekedar menuntut keadilan dan hak-hak mereka sebagai warga negara yang telah dijamin oleh UUD 1945.

Rezim Jokowi telah memperkosa hak-hak rakyat dengan membiarkan harta negara dikuasai oleh Asing dan Aseng, sedangkan rakyat dijadikan sebagai korban dan dihisap darahnya.

Rakyat memang tidak berdaya menghadapi arogansi kekuasaan yang menerjunkan “pasukan tempur” layaknya mau terjadi peperabgan melawan Belanda.

Semoga Rezim Jokowi dihinakan Allah dan kezaliman rezim segera mendapatkan balasannya.

Patung Kuda, 22 Muharram 1445