Bukan Munafik, Politikus PSI: Ganjar Akui Suka Nonton Film Porno Itu Jujur

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo yang mengungkap suka menonton film porno itu bentuk kejujuran dan tidak munafik. Begitu pula fakta politisi PDIP yang korupsi dan main judi.

“Ganjar hanya jujur dia menonton film porno. Dia tidak munafik,” kata politikus PSI Ade Armando di akun Twitter-nya @adearmando61, Kamis (10/8/2023).

Ade meminta tidak melakukan kampanye hitam terhadap politisi PDIP yang melakukan korupsi dan main judi. “Begitu juga soal hobi korupsi dan pecandu judi. Buat apa? mari bertarung gagasan,” ungkapnya.

Kata Ade, semua pihak tidak melakukan kampanye hitam terhadap Ganjar yang mengaku suka menonton film porno. “Black campaign semacam ini sebaiknya dihentikan,” jelas Ade.

Politikus PDIP Deddy Sitorus menilai pihak yang mempermasalahkan pernyataan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo soal suka nonton video porno, hanya membuang energi. Menurut Dedy, pernyataan Ganjar yang kini menjadi bakal calon presiden dari PDIP itu, justru harus dihargai.

“Ganjar hanya bilang ‘pernah’ nonton dan bukan penggemar atau mendukung, atau mempromosikan. Itu jawaban orang jujur dan punya prinsip. Bukan orang munafik atau rela berbohong agar kelihatan baik. Menurut saya itu harus dihargai,” kata Deddy saat dihubungi di Jakarta, Kamis (27/7/2023) dikutip dari inilah.

Ia menyebut orang yang melihat video porno bisa disebabkan oleh beberapa hal. “Nonton (video porno) itu bisa karena ketidaksengajaan, keingintahuan, atau niat. Sayang banget energi mereka terbuang untuk sebuah kejujuran, tapi abai terhadap hal-hal yang lebih fundamental,” ujar Deddy.

Seharusnya, kata Deddy, komunitas perempuan yang tergabung dalam Pengurus Pusat Wanita Pertahanan Ideologi Syarikat Islam (Perisai), protes terhadap maraknya pemerkosaan atau kekerasan terhadap perempuan dan anak di lembaga-lembaga pendidikan.

“Bukannya ribut urusan sepele dan terkesan politisasi terkait pilpres,” kata Sekretaris Tim Koordinator Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) 2024 ini.

Oleh karena itu, Deddy menyarankan agar komunitas tersebut membuat sayembara bertema lain.

“Saya sarankan mereka lebih bikin sayembara atau protes untuk menuntut komitmen para bacapres terhadap kekerasan, harrasment dan sexual abuse, serta KDRT terhadap perempuan,” ujar Dedy.