Kepergian Anak Mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur Dr Christian Soumokil Menyisahkan Luka Kemanusiaan

25 Juli Pukul 10.00 waktu Belanda, Tommy Soumokil anak bungsu dari mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur yaitu Dr Christian Soumokil menghembuskan nafas terakhirnya usia 71 tahun dan meninggalkan ibunya, Nyonya Josina Soumokil-Taniwel.

Almarhum adalah putera bungsu Dr. Chris Soumokil seorang Ahli hukum yang pernah dimiliki oleh Negara Indonesia Timur hanya karena ingin mempertahankan wilayah Indonesia Timur yang saat itu secara paksa ingin diambil maka diproklamirkanlah Kemerdekaan Negara Republik Maluku Selatan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Perjuangan Mempertahankan Negara Indonesia Timur.

Almarhum Thommy adalah seorang anak yang selama hidupnya selalu mencari di mana makam bapaknya yang dieksekusi Mati Pemerintah NKRI pada April 1966 silam dengan label pemberontak tapi perlu diingat bahwa di mata masyarakat Negara Indonesia Timur bapak dari Almarhum Thommy adalah seorang pahlawan yang mana beliau bersama Andi Aziz dari Makassar, Sukowati dari Bali dan tokoh-tokoh Indonesia Timur lainnya, tetap mempertahankan Kedaulatan Negara Indonesia Timur yang dipaksa untuk bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia bersama dengan negara federal lainnya seperti Republik Indonesia. Namun pada akhirnya konspirasi besar membuat mereka semua diberikan label pemberontak/separatis.

Yang memilukan bagi kami adalah Keinginan almarhum sampai akhir hayatnya, tidak kesampaian, sebab dia tidak pernah menemukan pusara bapaknya itu.

Umar Santi, selaku juru bicara Aliansi Rakyat Maluku Selatan dan Perwakilan Muslim secara tegas mempertanyakan, Apakah ini sebuah kemanusiaan yang ditunjukan oleh sebuah negara yang katanya menjunjung tinggi persoalan kemanusiaan?

Kepergian Thommy adalah luka bagi kami, dan juga luka bagi kemanusiaan di dunia internasional. Lebih jauh Umar Santi menjelaskan di akhir akhir kehidupannya saudara Thommy ingin bangsa maluku bersatu bersama dalam perjuangan, baik Salam (Islam) maupun Sarani (Kristen) untuk mendapatkan hak-hak bangsa Maluku yang selama ini telah diabaikan dan dirampas secara paksa pada saat itu dan saat ini pola konspirasi terus berjalan untuk menjajah pola pikir bangsa Maluku yang selalu dan tetap menerima segala bentuk ketidakadilan.

Pemakaman saudara Thommy Soumokil yang dilakukan Senin, 31 Juli 2023, benar-benar menyisahkan luka kemanusiaan, namun kami yakin ini akan membuat bangsa Maluku baik Salam maupun Sarani mulai sadar untuk bersama memperjuangkan hak hak bangsa Maluku secara elegan.

Saya ingin menyampaikan bahwa kami akan tetap memperjuangkan keadilan yang selama ini tidak didapatkan oleh Saudara Thommy dan ibunya nyonya Josina Soumokil/Taniwel. Lebih lanjut Umar Santi mengatakan bahwa pihaknya akan meminta kepada dunia internasional untuk memberikan perhatian serius terhadap masalah kemanusiaan ini, serta berikan pencerahan terhadap Indonesia agar menghilangkan stigma separatis atau label pemberontak pada diri Mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur tersebut.

Akhirnya Umar Santi berpendapat bahwa Belanda maupun Jepang pun tidak pernah mengatakan Indonesia adalah pemberontak, sebab mereka paham, merekalah yang ingin menguasai Indonesia. Jadi bagaimana bisa pihak yang ingin mempertahankan wilayahnya, hak-hak kekayaannya dibilang sebagai pemberontak, tutup Umar Santi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News