PDIP Mulai Menyadari Kesalahan Pilihan Capres

Oleh : Indra Adil (Eksponen PKM IPB 77/78)

Setelah berjalan 2 bulan lebih, tampaknya PDIP mulai menyadari bahwa Penetapan Ganjar Pranowo sebagai Capres PDIP merupakan blunder yang menyesatkan. Bagaimana tidak menyesatkan? Di daerahnya sendiri ia dikenal Rakyat Jawa Tengah sebagai Gubernur Gagal, tidak mampu mengatasi banjir, tidak mampu mengatasi jalan-jalan propinsi yang rusak, tidak mampu membela rakyatnya yang didzolimi oleh Pengusaha Tambang dalam banyak kasus termasuk Kasus Wadas yang Viral itu, bahkan pada tahun-tahun ia memerintah, Propinsi Jawa Tengah mengalami Tingkat Kemiskinan yang Menaik. Artinya Penduduk Miskin di wilayahnya, bertambah banyak di saat-saat ia menjadi Gubernur. Bagaimana bisa ia menjadi Presiden RI? Begitulah yang ada dalam benak Rakyat Jawa Tengah. Kader-kader Partai Terdidik di PDIP, tentu saja mampu menangkap hal ini dengan jernih. Karena itulah mereka tidak sepenuh hati mendukung Pencalonan Ganjar sebagai Capres RI dari PDIP untuk tahun 2024. Sama dengan menyodorkan pilihan Pemimpin Perusak Bangsa kepada Rakyat. Pemimpin yang akan membuat kondisi Bangsa dan Negara semakin Terpuruk. Deklarasi Gema Puan yang tidak lama lagi bakal didengungkan secara Nasional, untuk secara tegas mendukung Prabowo sebagai Presiden RI untuk 2024 -2029, sangat jelas menunjukkan hal itu. Ini menjadi pertanda awal kader-kader PDIP sendiri akan menyeberang ke Capres lain bila tiba saatnya. Apa artinya? Artinya di dalam PDIP sedang terjadi Rembetan Api Dalam Sekam dan Deklarasi Gema Puan adalah Asapnya.

Bagaimana mengangkat Ganjar dari Keterpurukan Prestasi? Luar biasa sulit! Usaha Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang Menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Terbaik se Indonesia, ditanggapi Skeptis bercampur Sinis oleh masyarakat luas. Bahkan sangat sedikit Media Online yang memberitakan. Hal itu akibat Penetapan Gubernur Terbaik Versi Tito Karnavian tersebut dianggap Sesat Logika Sehat. Artinya Penetapan Gubernur Terbaik itu tak mampu menghilangkan Fakta bahwa Ganjar adalah Gubernur Gagal. Kali ini Persepsi dari seorang Pejabat Tertinggi dalam Pemerintahan Dalam Negeri, dikalahkan oleh FAKTA!
Subhanallah…!

Bagaimana bila Ganjar disandingkan dengan Cawapres Tertentu, mampukah meningkatkan Elektabilitas Ganjar? Sama saja! Dia tetap Kartu Mati! Meski dipasangkan dengan Sandiaga Uno (yang juga Kartu Mati), yang dianggap sebagai Representasi Umat Islam Kota, Ganjar tetap bakal MATI! Apalagi dengan Erick Tohir! Artinya…, saat ini PDIP akan jadi KARTU MATI! Kenapa demikian? Terlalu banyak kartu mati-kartu mati di tangan Ganjar sehingga dalam setiap kunjungan (Kampanye Terselubung) Ganjar ke manapun, yang hadir hanyalah anggota-anggota PDIP yang diintruksikan harus hadir. Tidak lebih dan tidak kurang. Apa-apa saja Kartu Mati Ganjar lainnya?

1. Dari Penampilan Fisik yang Kurus dan Langsing, Ganjar sudah Kartu Mati. Rambut Putih, sekilas mengesankan Ketuaan. The Oldman Kadaluwarsa. Badan kurusnya pun mengesankan Fisik yang Lemah, Mudah Rubuh, Penyakitan dan Ringkih. Berbeda dengan Tokoh yang tampak Gempal, Kekar, Tegap dan Tegar serta Berbicara Jernih, Sistematis, Logis dan Berisi. Tokoh Tandingnya yang bukan saja bisa ditampilkan secara Nasional, tetapi bahkan juga Sangat Representatif dalam Dunia Internasional.

2. Penampilan Wajah yang Ndeso. Wajah yang mengingatkan kepada seorang Tokoh Nasional Pengumbar Janji yang banyak Tak Ditepati. Sehingga kini Tokoh bersangkutan justru menjadi Musuh Bersama dari Rakyat. Wajah yang melambangkan Orang Desa yang Lugu, yang bicara Tergagap dalam forum-forum Akal Sehat, apalagi dalam Komunitas dengan Bahasa Berbeda. Wajah Ndeso yang pada Awal Munculnya dulu menjadi Idola Rakyat karena Ndesonya itu, yang dianggap sebagai Antitesa Wajah Elit Kota, kini berbalik akibat Janji-janji Teringkari Pemilik Wajah Awal. Dan sialnya wajah demikian, Wajah Ndeso yang pernah menjadi Idola Rakyat itu, kini justru menjadi Musuh Bersama, karena Trauma yang melanda banyak komunitas masyarakat dalam 9 tahun belakangan. Kasihan Rakyat, yang Wajah Ndesonya sendiri dibenci oleh dirinya sendiri.

3. Bila berbicara jelas tampak kelasnya. Tidak menunjukkan Kelas Pembicara Intelektual yang Sistematis, Tertata, Jernih dan Tenang, tetapi lebih kepada *Pembicara Kelas Anak Muda Gaul* yang bicara Asal Nyeplos, Tidak Sistematis dan Tergesa. Sering Tanpa Makna, kecuali Cara Berbicara Lugas yang kadang terkesan Tuna Pikir.

Apa ada yang berharap dari Seorang Ganjar sebagai Presiden RI untuk Rakyat Indonesia? Satu-satunya komunitas Warga Indonesia yang sangat berharap Ganjar Pranowo menjadi Presiden RI hanyalah Konglomerat Taypan. Karena mereka sedang mencari Boneka Baru yang bisa menggantikan Boneka Lama. Tetapi tampaknya mereka juga sedang pikir-pikir “Extra Ordinary” untuk menetapkan Ganjar sebagai Boneka Baru Mereka, mengingat hal-hal di atas. Alasannya, NYALI, kata Jokowi mewakili Para Taypan Hitam tersebut. Selamat Tinggal Ganjar…!
Qui sera sera…

Jakarta Selatan, Jum’at 7 Juli 2023.