Luhut Pusing, Menang Jadi Arang dan Kalah Jadi Abu

Oleh: Memet Hakim, Pengamat Sosial dan Ketua Wanhat APIB

Luhut Binsar Panjaitan, dikenal sebagai presiden RI yang sebenarnya. Dialah yang mengatur negara ini dengan belasan jabatan rangkap. Opung biasa orang memanggilnya lagi pusing menghadapi keputusannya sendiri yakni mengajukan gugatan Menko Luhut kepada Haris Azhar dan Fatia perihal konten dalam Podcastnya pada Agustus 2021 dengan judul: “Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!!”

Luhut geram karena Fatia menyebut bahwa PT Tobacom Del Mandiri, anak usaha Toba Sejahtera Group, ikut bermain bisnis tambang di Papua yakni di Blok Wabu. Perusahaan itu disebut sebagai anak usaha Toba Sejahtra Group, perusahaan yang dibesut Luhut. (CNBC Indonesia, 09.06.2023)

Haris aktivis kemanusiaan adalah orang yg tidak takut digertak. Fatia adalah ternyata keponakannya sendiri 1 marga, kakak ibunya adalah istrinya B. Panjaitan. Jika Menteri Segala Urusan (MSU) atau The Real Presiden (TRP) ini menang dalam sidang ini, dia akan rugi banyak. Ibarat Gajah lawan Semut, Opung menang perkara terhadap keponakannya. Rasanya enggak pantas dilihat dari segi manapun.

Opung namanya sudah tercemar, tercatat di sidang pengadilan dan tidak bisa dihapus begitu saja. Bilamana meninggalpun Opung, namanya tetap tercatat sebagai pelapor dan sebagai pejabat yang tidak siap dikritik. Lucunya yang dilaporkan keponakannya sendiri.

Jika dalam perkara ini kalah, Luhut rugi juga, melawan keponakannya kok bisa kalah. Jadi memang pahit rasanya sepertiakan buah simalakama, dimakan ibu mati tidak dimakan bapak mati. Gak ada untungnya sendikitpun, akibat ego yang terlalu besar, merasa paling kuat.

Seperti yang kita ketahui di Rezim Jokowi ini jenderalnya aneh-aneh, ada jendral purn mau merampok partai sang mayor purn, ada jendral purn pasang badan pada pesantren sesat, sekarang ada pula jendral purn sedang melawan keponakannya sendiri yang muda belia. Jenderal diatas bukan sembarang jendral bintangnya banyak.

Biarlah rakyat yang menilai dan sejarah akan mencatat semua kejadian ini betapa perkasa & hebatnya para jendral di lingkaran Istana ini.

Bogor, 1 Juli 2023