Islam Memiliki Dimensi Perjuangan Pembebasan Manusia

Ajaran Islam mempunyai dimensi memperjuangkan pembebasa manusia dari ketertindasan dan kemiskinan.

“Islam yang diyakini para pendukungnya sebagai warisan para nabi memiliki dimensi perjuangan pembebasan manusia yang sangat lengkap dan terpadu,” kata Direktur Utama Akademizi dan Associate Expert Forum Zakat (FOZ) Nana Sudiana dalam artikel berjudul “Perjuangan Kemanusiaan antara ‘Kiri’ dan ‘Kanan’.

Kata Nana, Islam sangat menentang adanya penghambaan manusia atas manusia lainnya dengan alasan apapun. Manusia dalam sudut pandang Al-Qur’an jelas hanya diperintahkan tunduk dan patuh pada Rabb-nya bukan pada makhluq ciptaan-Nya.

“Ajaran Islam, lewat para nabinya juga menentang seluruh dimensi perjuangan dengan dasar kesewenang-wenangan atas nama apapun. Islam mendudukkan orang-orang miskin sejajar dengan yang lain, termasuk dengan yang kaya,” papar Nana.

Islam tidak menafikkan kemiskinan, tapi justeru Islam meneduhkan suasana perbedaan ini dengan terapi indah “yang miskin akan lebih baik jika Ia bersabar, sementara yang kaya tidak melupakan hak-hak yang miskin dalam hartanya”. Betapa Indah ajaran ini, mendidik manusia berlaku adil dan seimbang dalam seluruh kehidupannya.

Menurut Nana, perjuangan kemanusiaan telah menjadi sebuah keniscayaan, atas dasar ideologi atau keyakinan apapun. Namun, perjuangan kemanusiaan yang membebaskan penderitaan dan kesengsaraan manusia dengan melalui sebuah penderitaan baru justeru tidak menyelesaikan persoalan sesungguhnya.

Perjuangan semacam ini hanya akan meninggalkan letupan-letupan dendam yang tak kunjung mereda. Sebaik-baik perjuangan pembebasan manusia adalah perjuangan menyadarkan manusia akan makna kemanusiaan itu sendiri, sebuah kesadaran asasi bahwa sebenarnya di balik kekuatannya, manusia sebenarnya tidak berarti.

“Perjuangan kemanusiaan telah menjadi sebuah keniscayaan, atas dasar ideologi atau keyakinan apapun. Namun, perjuangan kemanusiaan yang membebaskan penderitaan dan kesengsaraan manusia dengan melalui sebuah penderitaan baru justeru tidak menyelesaikan persoalan sesungguhnya. Perjuangan semacam ini hanya akan meninggalkan letupan-letupan dendam yang tak kunjung mereda. Sebaik-baik perjuangan pembebasan manusia adalah perjuangan menyadarkan manusia akan makna kemanusiaan itu sendiri, sebuah kesadaran asasi bahwa sebenarnya di balik kekuatannya, manusia sebenarnya tidak berarti,” pungkasnya.