Lembaga zakat berperan penting dalam menyederhanakan proses pendistribusian hewan kurban sehingga menguntungkan para peternak. Koperasi yang dibentuk masyarakat dapat menguntungkan peternak ketika hasil ternak hewan kurban langsung dibeli oleh lembaga zakat.
“Lembaga zakat dapat menyerderhanakan pendistribusian hewan kurban ke konsumen. Misal, hewan kurban seberat 25 kg dibeli oleh konsumen seharga Rp 3 juta. Hewan kurban itu berasal dari pengepul yang dibeli dari peternak Rp1,6 juta. Lembaga zakat dapat mengambil alih dan menyederhanakan pendistrubusian dan memberikan keuntungan secara langsung ke peternak,” kata Associate Expert Forum Zakat, Sigit Eko Sugondo, dalam acara webinar yang dilaksanakan Akademizi beberapa waktu lalu.
Dalam mengatasi pengepul, kata Sigit, lembaga zakat membentuk kelompok usaha bersama dalam bentuk koperasi para peternak hewan. “Tim Kurban melakukan transaksi kepada kelompok usaha sehingga memberikan keuntungan lebih kepada peternak,” jelasnya.
Sigit menyampaikan bahwa kenaikan harga hewan kurban yang dijual di pinggir jalan tidak memberikan nilai ekonomi secara signifikan kepada para peternak.
Pemberdayaan hewan kurban harus berdampak terhadap peningkatan ekonomi para peternak termasuk memilih bakalan dan teknik penggemukan yang tepat. “Termasuk melalui proses budidaya intensif dengan persediaan kandang yang baik dan memadai. Selain itu, dapat juga dilakukan melalui peternakan domba yang terintegrasi dengan pendekatan semi intensif termasuk menyiapkan Hijauan Pakan ternak (HPT) secara integrasi,” ungkapnya.
Dalam pemberdayaan hewan kurban perlu adanya modifikasi pakan agar nutrisinya tercukupi sehingga dalam proses penggemukan dapat berjalan dengan baik. Para peternak juga perlu diedukasi terkait proses manajemen pejualan saat kurban maupun aqiqah.
“Dengan sistem pemberdayaan semi intensif, limbah ternak berupa kotoran hewan dapat diolah menjadi pupuk organik bagi para petani, tidak hanya dari segi dagingnya saja yang dapat dimanfaatkan” tegasnya.
