Beredar Video, Ganjar Bertemu Pengusaha yang Diduga Terseret Kasus Korupsi

Saat ini beredar video bakal calon presiden yang diusung PDIP Ganjar Pranowo bertemu dengan beberapa pengusaha Jawa Timur (Jatim) di antaranya Teguh Kinarto, bos properti yang sedang santer namanya disebut terseret kasus dugaan korupsi.

Dalam video Ganjar terlihat duduk berdampingan dengan Teguh Kinarto, keduanya terlibat pembicaraan seru, sedangkan yang lainnya hanya asyik memperhatikan pembicaraan mereka.

Teguh terlihat begitu semangat saat berbicara, topiknya tentu saja soal pernyataan dukungan dia dengan para pengusaha lainnya terhadap Ganjar yang ingin bertanding di Pilpres 2024.

Dengan begitu meyakinkan, Teguh berikrar bahwa dirinya dan para pengusaha di Jatim lainnya tidak akan berpaling dari Ganjar, bakal habis-habisan membantu pemenangan politikus berambut putih itu.

“Jadi semua ini pendukung bapak,” kata Teguh. “Nyoblos Nggak?,” timpal Ganjar. “Ya pasti, tidak ada dusta di antara kita, itu lah scorpio,” timpal Teguh lagi, sembari menjabat tangan Ganjar.

Teguh sendiri saat ini sedang jadi sorotan, sebab ia bersama Paulus Welly Afandy belum lama ini diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) pengurusan perkara di Mahkamah Agung (MA) yang melibatkan eks Sekretaris MA Nurhadi.

Belum diketahui materi pemeriksaan yang ingin didalami penyidik kepada para saksi itu. “Pemeriksaan dilakukan di Kantor BPKP Jawa Timur,” kata Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Kamis (16/3/2023).

Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, tidak ada agenda terselubung, pertemuan dilandasi niat baik Ganjar yang ingin menyerap aspirasi kalangan pebisnis.

“Banyak rangkaian pertemuan, silaturahim, dan lain-lain. Bila dengan pengusaha, biasanya terkait keingintahuan pengusaha mengenai pandangan bacapres tentang dunia bisnis dan tantangan ekonomi ke depan,” kata Hendrawan, Senin (12/6/2023) dikutip dari inilah.

Hendrawan meminta pertemuan tersebut jangan dipolitisasi, tapi harus dipandang dari sisi positif. “Semua yang didasari niat baik, niat mendengar aspirasi dan keluhan masyarakat, saya kira tak masalah. Justru akan sangat politis bila mau apa-apa dikaitkan dengan elektabilitas,” jelasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News