Soal Israel bukan Masalah Politik, Tapi Terkait Pelanggaran HAM

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Pagelaran Piala Dunia U-20 sepertinya batal diselenggarakan di Indonesia. Bukan saja lantaran penolakan atas Timnas Israel, tetapi lebih dilatarbelakangi kondisi di Indonesia yang “mengkhawatirkan” dan tidak ada rasa aman dan nyaman bagi pemain Internasional, terutama setelah terjadinya tragedi di Kanjuruhan. Mereka menganggap aparat kepolisian di Indonesia bekerja tidak professional, tidak bisa menghargai nyawa manusia, dan terlalu dikendalikan oleh penguasa sehingga tidak punya kemandirian. Kasus Kanjuruhan yang tidak ditangani secara benar dan komprehensif telah menghilangkan kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia. Apalagi saat ini ketua PSSI-nya Eric Thohir, yang ngurusin BUMN saja gak becus, mau menjamin keamanan para pemain internasional ?

Walaupun Jokowi telah membuat statemen y yang membolehkan Timnas Iseael main di Indonesia. Tapi sudah tidak dipercaya lagi. Penyelenggaraan Piala Duni U-20 kemungkina akan diselenggarakan di Peru, Amerika Selatan.

Sebenarnya pernyataan Jokowi itu kontra produktif dan menyakiti hati umat Islam di seluruh dunia, yaitu membolehkan Timnas Israel berlaga di Imdonesia.

Baca juga:  Hancurkan Pemimpin Barongsai

Sebagai seorang Presiden dia tidak mencerminkan suara mayorotas rakyat Indonesia, apalagi mewakili suara umat Islam sebagai penduduk mayoritas di Indonesia. Jokowi tidak paham sejarah dan sepak terjang kekejian Israel terhadap bangsa Palestina. Melihat Timnas Israel harus melihat Israel sebagai perwakilan dari Negara Israel.

Indonesia, sesuai dengan ruh dan isi Pembukaan UUD 45 yang sudah berikrar untuk menjunjung tinggi kemerdekaan kedaulatan sebuah negara dan menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi, harus konsekuen dan konsisten untuk mewujudkannya dalam percaturan politik baik nasional dan dunia.

Apalagi Indonesia sebagai bagian dari Negara-negara Islam, harus menjunjung tinggi resolusi Negara-negara Islam, yang selalu mendesak Israel untuk menyerahkan kedaulatan Negara Palestina. Dan selama ini Indonrsia bersama-sama dengan Negara-negara Islam negara-negara di dunia yang menjunjung tinggi kemerdekaan dan kedaulatan sebush negara menolak kehadiran Timnas Israel. Sikap politik ini sudah mulai diberlakukan semenjak Presiden Pertama sampai Presiden keenam, yaitu SBY. Apakah Jokowi sebagai penerus presiden-presiden sebelumnya akan mengoyak-ngiyak UUD 45 ?

Baca juga:  Pergilah Jauh Israel, Jangan Injak Indonesia

Mengapa Timnas harus ditolak ? Karena Timnas Israel adalah utusan Israel, dan urusan Israel bukan sekedar urusan olah raga tapi urusan hak asasi manusia yang diinjak-injak oleh Israel. Indonesia sebagai bagian dari negara-negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, baik sebagai bagian dari negara-negara Islam, negara-negara nonblok, maupun negara ASEAN harus tetap menolak Timnas Israel untuk berlagi di Indonesia.

Jika Jokowi tetap membiarkan Timnas Israel, berarti Jokowi selain tidak mewakili mayoritas rakyat Indonesia, Jokowi juga telah menyakiti hati umat Islam di seluruh dunia dan juga Negara dan bangsa Palestina.

Jika Israel tetap datang ke Indonedia, harus kita usir. Tidak ada tempat bagi penjajah (bangsa Palestina) di Indonesia.

Bandung, 7 Ramadhan 1444