Sebut Safari Politik Anies tak Etis, Pemerhati Sosial & Politik: Bawaslu Mencoba Menyenangkan Rezim

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mencoba menyenangkan rezim dengan menyebut safari politik Anies Baswedan tidak etis. Bawaslu pun diam safari politik Ganjar Pranowo, Puan Maharani maupun bakal capres lainnya.

“Menyebut safari politik Anies tidak etis, Bawaslu mungkin maksudnya mau mencoba menyenangkan rezim yang dungu, zhalim, dan batil. Sehingga narasi-naraai yang dibuat tidak akan keluar dari tiga kategori itu : batil, zhalim, dan dungu,” kata pemerhati sosial dan politik Sholihin MS kepada redaksi www.suaranasional.com, Sabtu (17/12/2022).

Ganjar Pranowo yang selain selalu bagi-bagi sembako tanpa tahu jelas sumber dananya, juga sebagai Gubernur aktif telah korupsi waktu dan tugas-tugasnya sebagai Gubernur. Kemudian yang lain adalah Eric Tohir, Prabowo dan Puan Maharani, apakah safari mereka etis? Padahal mereka adalah para pejabat aktif. Berbeda dengan Anies yang sudah purna bakti.

“Aturan mana dan pasal berapa yang dilanggar Anies? Soal etika, tahu apa Bawaslu tentang aturan etika? Jika di negeri ini etika masih ditegakkan, tidak ada pejabat-pejabat publik yang masih bertahan, pasti mereka sudah mengundurkan diri. Jangankan mereka memperhatikan etika, hukum negara dan agama juga dilanggar,” paparnya.

Kata Sholihin, para pejabat Bawaslu janganlah gara-gara ingin menyenangkan satu pihak lalu tidak bisa berbuat adil terhadap pihak lain. Setiap jabatan ada konsekuensi dunia dan akhirat. Masyarakat sudah mulai curiga dengan sikap Bawaslu, malah ada yang menyebut bawaslu itu “gemblung” (gila) karena bersikap tidak adil.

“Ketika KPU sudah tidak dipercaya masyarakat karena ikut bermain dalam kecurangan, seharusnya Bawaslu sebagai lemnaga pengawas harus mampu berdiri tegak lurus, adil, obyektif, dan transparan. Negara ini akan makin hancur jika semua pejabat rusak moralnya,” pungkasnya.