Impor Beras, Aktivis Malari 74: Jokowi Menyakiti Petani

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyakiti petani atas kebijakannya membuka kran impor beras dengan alasan untuk persediaan dalam negeri.

“Impor beras sangat menyakiti petani. Harga beras dari petani bisa jatuh,” kata aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (14/12/2022). “jika beras impor tersebut baru masuk pada akhir Januari atau awal Februari. Pasalnya, di bulan-bulan tersebut sudah mulai akan masuk kepada waktu panen raya. Dan dikhawatirkan akan membuat petani malah menjadi tercekik,” jelas Salim.

Menurut Salim, ada oligarki yang bermain di impor beras untuk mendapatkan keuntungan bagi kelompoknya. “Mengorbankan petani demi keuntungan kelompoknya,” paparnya.

Indonesia tanpa impor pun cadangan ataupun harga beras di tingkat konsumen rumah tangga bisa diperkirakan aman.

Sesuai dengan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), masih ada sekitar 1,7 juta ton kelebihan beras dari produksi sampai dengan akhir Desember 2022, hal ini tanpa menghitung stok untuk awal tahun.

“Kalau dihitung stok awal tahun seperti perhitungan Bapanas (Badan Pangan Nasional), itu malah lebih dari 6 juta ton. Nah ngapain lebih 6 juta ton harus impor, kan ga masuk akal,” papar tahanan politik era Soeharto ini.

Berdasarkan rapat koordinasi terbatas (Rakortas), telah diputuskan agar Bulog mendatangkan beras impor sebanyak 200 ribu ton di bulan Desember 2022. Untuk menambah cadangan atau stok di Bulog. Angka itu tidak sampai setengah dari izin yang dikeluarkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang sebanyak 500 ribu ton.

Hingga Rabu (7/12/2022), stok beras di Bulog tercatat sebanyak 295.337 ton (59,76%) beras cadangan pemerintah (CBP) dan sebanyak 198.865 (40,24%) beras komersial.