Tak Bisa Atasi Klitih, Pengamat Pendidikan: Yogya Tidak Berhati Nyaman

Pemkot Yogya dan Pemerintah Provinsi DIY tidak bisa mengatasi Klitih menyebabkan Yogya tidak berhati nyaman.

Yogya tidak berhati nyaman! Masak @PemkotJogja dan Pemerintah DIY tdk bisa ngatasi masalah Klitih yg dilakukan oleh usia pelajar SMP-SMA sih?” kata pengamat pendidikan Darmaningtyas di akun Twitter-nya @Darmaningtyas, Rabu (6/4/2022).

Aksi klitih kembali terjadi di Yogyakarta pada Minggu (3/4/2022) dini hari. Kali ini, klitih memakan korban jiwa seorang pelajar sekolah menengah atas (SMA).

Pelajar Daffa Adziin Albasith (18) yang jadi korban tewas klitih di Gedongkuning, Jogja ternyata anak anggota DPRD Kebumen Madkhan Anis. Korban menjadi korban klitih saat keluar untuk sahur.

Dikutip dari Wikipedia, awalnya, klitih hanyalah berupa kegiatan perundungan antar geng sekolah yang terjadi di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Namun, semakin lama, klitih berkembang menjadi kegiatan perampokan yang dilakukan oleh sekelompok geng yang targetnya berkembang dari geng musuh menjadi masyarakat awam. Yang paling umum, klitih dilakukan di tempat sepi dan terjadi pada malam hari.

Kasus klitih pada dasarnya merupakan fenomena anak muda di Yogyakarta yang ingin mencari jati diri atau pengakuan terutama dari lingkungan persahabatan mereka. Untuk membuktikan itu, terkadang mereka membutuhkan barang bukti berupa barang milik geng pesaing atau setidaknya melakukan perundungan terhadap geng pesaing