Bawa Tanah & Air Bekas Gusuran Ahok, SBK: Anies Desakralisasi Ritual IKN

Anies Baswedan melakukan desakralisasi ritual klenik di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) dengan membawa tanah bekas gusuran Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Anies desakralisasi ritual klenik IKN dengan membawa tanah dan air bekas gusuran Ahok. Padahal gubernur lainnya membawa tanah yang memiliki nilai mistik seperti yang dilakukan Ganjar, Khofifah,” kata pengamat seniman politik Mustari atau biasa dipanggil Si Bangsat Kalem (SBK) kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (15/3/2022).

Menurut SBK, Anies ingin menunjukkan ke publik dalam membangun ibu kota tidak perlu ada mistiknya. “Emak-emak yang menjadi korban gusuran Ahok yang mengambil tanah dan air,” ungkapnya.

Desakralisasi Anies, kata SBK, tak lepas dari keluarga dan pendidikan yang ditempuh Gubernur DKI Jakarta. “Kakek Anies, Abdurrahman Baswedan merupakan ulama dan politikus yang rasional dan anti sesuatu yang mistik. Anies sendiri didikan Amerika yang sangat rasional,” papar SBK.

Anies Baswedan membawa air dan tanah yang diambil dari Kampung Akuarium, Jakarta Utara dalam acara penyatuan tanah dan air Nusantara dari 34 provinsi di Titik Nol Kilometer IKN Nusantara.

Anies menerangkan air dan tanah dari lokasi tersebut menjadi simbolis harapan agar IKN Nusantara akan menjadi ibu kota yang mengedepankan dan memprioritaskan manfaat bagi rakyat kebanyakan.

“Sebagaimana masyarakat di Kampung Akuarium yang dahulunya mereka tersingkirkan, termarjinalkan, kemudian sekarang mereka di garis depankan dan mendapat fasilitas,” kata Anies di Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/3).

Anies menambahkan, pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur dipandang sebagai peluang. Peluang untuk mempercepat pembangunan di Jakarta menjadi salah satu kota global dunia yang setara dengan kota-kota global lainnya.

“Jakarta adalah megapolitan terbesar di belahan selatan dunia. Dan ini harus dijadikan sebagai kesempatan mempercepat. Unsur-unsur utama kota global adalah mobilitas penduduk berbasis kendaraan umum dan ramah lingkungan. Kedua, faskes fasilitas pendidikan berstandar internasional,” jelasnya.