Aksi 212 Disebut Mengeskalasi Radikalisme, Muslim Arbi: Kriminolog UI Kurang Piknik & Miskin Literatur

Ahli Kriminologi Universitas Indonesia Arijani Lasmawati kurang piknik dan miskin literatur dengan menyebut aksi 212 mengeskalasi gerakan radikalisme.

“Aksi 212 sebagai gerakan damai dan tidak mengeskalasi radikalisme. Nampaknya kriminolog UI Arijani Lasmawati kurang piknik dan miskin literatur atas pernyataanya aksi massa 212, mengeskalasi perkembangan radikalisme di Indonesia,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (27/1/2022).

Menurut Muslim, banyak non muslim yang memuji aksi 212. “Bahkan media asing menyorot aksi 212 merupakan gerakan damai,” jelasnya.

Muslim mencurigai, riset Arijani Lasmawati yang menyebut aksi 212 mengeskalasi gerakan radikalisme di Indonesia ada pesanan khusus. “Saya justru mencurigai tiba-tiba ada pernyataan yang menyudutkan 212 di tengah sorotan masyarakat terhadap dugaan pencucian uang Gibran dan Kaesang,” ungkap Muslim.

Kata Muslim, persoalan radikalisme sangat biasa dan menyasar kepada kelompok Islam. “Belum lagi pernyataan BNPT mencurigai beberapa pesantren dan masjid sebagai tempat persemaian radikalisme,” jelasnya.

Ahli Kriminologi Universitas Indonesia Arijani Lasmawati meminta pemerintah untuk mewaspadai gerakan bernuansa radikalisme menjelang Pemilu 2024, seperti yang pernah terjadi pada masa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 dan Pemilihan Presiden 2019.

“Kontestasi politik di Pilgub DKI Jakarta dan Pilpres 2019, terutama dengan adanya aksi massa 212, mengeskalasi perkembangan radikalisme di Indonesia,” kata Arijani, Rabu (26/1/2022).