Presiden Joko Widodo (Jokowi) jatuh sebelum 2024 karena kondisi perekonomian makin buruk dan tidak mendapat dukungan koalisi serta dunia internasional.
“Jokowi jatuh sebelum 2024. Mungkin untuk sementara, orang-orang Asing dan Aseng di Eropa, Amerika dan Cina bisa disuap dengan berbagai janji-janji bohongnya, tetapi dalam jangka panjang ketidakmampuan RI menjadi negara yang sehat perekonomiannya akan menjadi Beban Dunia,” kata aktivis politik Sri Bintang Pamungkas dalam artikel berjudul “Indonesia Pasca Jokowi: Dances With Wolves (4) Jokowi pasti Jatuh Seperti Soeharto”
Jokowi jatuh sebelum 2024, kata Sri Bintang didasarkan mantan Wali Kota Solo itu condong kepada China. Tidak saja Barat akan berteriak menolak, tetapi negara-negara Asean dan Asia Selatan sampai Timur Tengah dan Tepi Barat Afrika juga akan merasa tidak nyaman dengan Inisiatif Belt & Road (BRI) RRC yang expansionis. “Kita semua ingin merdeka dari segala bentuk penjajahan,” ungkap Sri Bintang.
Sri Bintang mengatakan, perekonomian bangsa Indonesia di bawah Jokowi morat-marit, jutaan pengangguran dan kemelaratan dengan ketergantungan utang luar negeri kepada China yang sangat besar dan mengancam Kedaulatan RI.
“Politik pintu terbuka untuk orang berkulit kuning dan mata sipit yang mengakibatkan masuknya jutaan orang China serta dengan mudah menjadi WNI ini bisa mengakibatkan pribumi Nusantara menjadi minoritas di negeri sendiri,” jelasnya.