Pengamat: Diam-Diam Prabowo Membangun Pertahanan Terkuat di Dunia

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto secara diam-diam membangun pertahanan Indonesia terkuat di dunia termasuk dalam menghadapi konflik Laut Cina Selatan khususnya kawasan Natuna.

“Penyerahan kapal selam Alugoro 405 dari PT PAL ke TNI AL oleh Prabowo menunjukkan kinerja Menhan dalam membangun pertahanan Indonesia. Prabowo juga meminta produksi kapal selam selanjutnya murni produk PT PAL tanpa kerja sama dengan perusahaan Korea Selatan,” kata pengamat kebijakan publik Amir Hamzah kepada www.suaranasional.com, Selasa (23/3/2021).

Permintaan Prabowo, kata Amir disanggupi Pelaksana tugas (PLT) Direktur Utama PT PAL Indonesia Etty Soewaedani. Bahkan, Etty mengatakan, PT PAL sanggup membuat kapal frigate. “Ini sebuah kemajuan di industri pertahanan di era Prabowo,” jelasnya.

Kapal selam Indonesia yaitu Kapal Selam Cakra 401, Kapal Selam Nanggala 402 sebagai kapal selam versi lama. Terbaru ada kapal selam KRI Ardadedali 404 dan KRI Nagapasa 403 kelas Chang Bogo yang dibuat di Korea Selatan dan sudah beroperasi.

Kata Amir, kapal selam ini ditempatkan di wilayah Barat, Tengah dan Timur serta lebih penting lagi menghadapi konflik Laut Cina Selatan khususnya kawasan Natuna. “Penambahan kapal selam Alugoro 405 mempunyai makna strategis dalam potensi pertahanan Bangsa Indonesia,” jelasnya.

Dalam membangun kekuatan pertahanan, kata Amir, Prabowo berencana membeli jet tempur Rafale dari Prancis. “PT Dirgantara Indonesia (PTDI) juga telah menyerahkan pesawat terbang jenis NC212 yang dipesan Kemenhan,” ungkap Amir.

Pesawat ini juga telah dimodifikasi sesuai pesanan Kemhan, sehingga bisa digunakan untuk mengangkut sejumlah pasukan TNI. Pesawat itu kini berjenis NC212i Troop Transport. Pesawat NC212i merupakan bagian dari kontrak pengadaan 9 unit pesawat NC2i2i yang diteken PTDI dengan Kementerian Pertahanan pada 29 Desember 2017.

Selain itu, menurut Amir, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mulai Juni 2021 mulai merekrut komponen cadangan nasional pada tahap pertama dengan mengambil 25 ribu orang dari 34 provinsi. “Tim kecil Kemenhan sudah turun ke provinsi-provinsi untuk sosialisasi pasukan cadangan itu. Setelah itu didafatr, ada 34 provinsi ada sekitar 25 ribu orang, tiap provinsi yang direkrut sekitar 700 orang,” jelasnya.

Kata Amir, komponen cadangan yang sudah direkrut bisa membantu anggota TNI dalam kondisi konflik maupun non konflik. “Komponen cadangan dari Papua bisa membantu anggota TNI yang sedang bertugas di Papua dalam menghadapi kelompok kriminal bersenjata,” ungkap Amir.