Aktivis Tionghoa: Radikal Seakan Diarahkan ke Umat Islam & Rentan Dipolitisasi

Isu radikal seakan mengarah ke umat Islam dan sangat rentan dipolitisasi pihak tertentu untuk membungkam kelompok yang berseberangan dengan penguasa.

“Radikal seakan kok cuman diarahin ke umat Islam. Sampai urusan Rohis dan hijab diurusi,” kata Aktivis Tionghoa Jerry Kwok Liauw dalam artikel berjudul “Betapa Gak Jelasnya Isu Radikalisme”.

Kata Jerry, isu radikalisme cuman alat politik kaum pembenci Islam untuk “menggusur” mereka. Bagi muslim sejati, tentu mereka lebih memilih dicap radikal, daripada demi gelar “moderat” harus mengorbankan aqidah mereka. “Tentu mereka tetap akan menolak paham pluralisme agama, sekalipun akan dicap radikal, ekstrimis, bahkan teroris sekalipun,” jelasnya.

Menurut Jerry, umat-umat agama lain luput dari tudingan radikal. “Apakah menurut mereka, kaum agama lain tidak mungkin terpapar paham radikal ? Apakah umat agama lain tidak mungkin jadi radikal ? Apakah menurut mereka, radikalisme itu identik dengan Islam?” tanya Jerry.

Ia mendukung pemberantasan radikalisme asal dilakukan secara adil dan tidak tendensius. Radikalisme dapat terjadi dalam agama manapun, juga bisa terjadi dalam entitas-entitas non-agama, seperti kesukuan, kebangsaan, kedaerahan, ideologi non-agama, bahkan suporter sepak bola.

“Jangan dikit-dikit nuding umat Islam radikal, Jangan dikit-dikit ngaitin ajaran Islam sama radikal,” pungkasnya.