Tolak Tim Independen, Pengamat: Diduga Jokowi Ketakutan Terseret Kasus Terbunuhnya 6 Laskar FPI

Ada dugaan Presiden Jokowi ketakutan terseret kasus terbunuhnya enam Laskar FPI oleh polisi sehingga mantan Wali Kota Solo itu menolak dibentuknya tim independen.

Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (15/12/2020). “Jokowi membentuk tim independen kasus penembakan yang menewaskan Pendeta Yeremia Zanambani, seorang tokoh Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) di Kabupaten Intan Jaya, Papua, namun menolak tim independen atas meninggalnya enam Laskar FPI,” ungkapnya.

Kata Muslim, pembentukan tim independen kasus meninggalnya enam Laskar FPI bisa membongkar peristiwa ini secara terbuka. “Kontras dan Komnas HAM sudah menemukan fakta baru dari terbunuhnya enam Laskar FPI oleh polisi,” papar Muslim.

Muslim mengatakan, Polda Metro Jaya yang bertanggungjawab dalam kasus terbunuhnya enam Laskar FPI dapat perintah dari atasan. “Atasan Kapolda Metro Jaya Kapolri. Dan atasan Kapolri itu Presiden,” jelas Muslim.

Menurut Muslim, pernyataan Jokowi dalam menyikapi kasus terbunuhnya enam Laskar FPI terlihat membela aparat kepolisian. “Jokowi menuding masyarakat tidak boleh melawan aparat hukum. Padahal berdasarkan investigasi Majalah TEMPO, Laskar FPI yang dibunuh tiidak melakukan perlawanan,” ungkapnya.

Kata Muslim, adanya berbagai perubahan pernyataan kepolisian dalam kasus terbunuhnya enam Laskar FPI menunjukkan skenario dan pemain di lapangan kurang baik. “Masyarakat makin cerdas dalam menyikapi kasus ini, ” pungkasnya.