Aktivis ProDem: Tampang Ndeso tak Butuh Waktu Lama Bangun Dinasti Politik

Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) Nicho Silalahi mengomentari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membangun dinasti politik dengan menjadikan anak dan menantunya sebagai wali kota.

“Ga butuh lama membangun dinasti, cukup tampang Ngedeso aje sambil tetap konsisten dalam inkonsisten,” kata Nicho di akun Twitter-nya @Nicho_Silalahi.

Beberapa media asing menyoroti pilkada di Indonesia tahun ini sebagai politik dinasti baru yang akan lahir.

Baik Gibran maupun Bobby, keduanya adalah pendatang baru di dunia politik Indonesia. Namun, mereka telah mendapat dukungan partai politik besar, di mana Jokowi berada, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), sekalipun melawan kader-kader menjanjikan lainnya yang telah berkiprah di PDI-P lebih lama.

“Jika mereka hanya warga negara atau politikus biasa, mereka tidak akan mendapatkan tiket itu dengan mudah,” kata Abdil Mughis Mudhoffir, seorang peneliti post-doktoral di Institut Asia Universitas Melbourne, seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (8/12/2020).

“Keluarga Jokowi akan bergabung dengan klub dinasti politik lain yang ada dalam perebutan kekuasaan dan sumber daya,” lanjut Mudhoffir.

“Politik Indonesia akan tetap sama, atau bahkan memburuk karena dinasti dan nepotisme akan menjadi normal baru,” terangnya. Para kritikus kini mempertanyakan apakah Jokowi sedang mencoba membangun dinasti politiknya sendiri, dilansir dari Nikkei Asia pada Rabu (9/12/2020).

Sementara itu, dinasti politik adalah sebuah gagasan yang ingin Jokowi hindari dengan menjauhkan diri dari ambisi politik putra dan menantunya, melalui penyangkalan klaim apa pun tentang dinasti politik keluarganya itu.

“Saya tidak pernah memaksa anak-anak saya mengikuti saya atau terjun ke politik, tidak ada hal seperti itu,” kata Jokowi dalam wawancara dengan Kompas TV, November lalu, seperti dikutip Bloomberg. “Itu hanyalah hak politik setiap warga negara, termasuk anak-anak saya,” lanjutnya.