Taushiah: KH. Luthfi Bashori
Transkrip: Rizal Affandi
Tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak ingin masuk surga, kecuali kaum Atheis yang keyakinan asli mereka adalah tidak mempercayai adanya Tuhan, apalagi kehidupan di surga ciptaan Tuhan.
Di kalangan umat manusia itu ada banyak macamnya, ada orang yang beragama tapi ada juga orang yang tidak beragama maksudnya orang Atheis.
Jangankan agama, kepada Tuhan saja mereka tidak percaya, apalagi terhadap surga dan neraka, mereka sama sekali tidak mempercayainya.
Tetapi mayoritas pemeluk agama, agama apa pun, yang meyakini adanya Tuhan, maka mereka meyakini adanya surga maupun neraka.
Surga bagi kaum agamawan adalah tempat pembalasan yang baik, sedangkan neraka adalah tempat pembalasan yang buruk.
Mereka juga meyakini bahwa di surga itu ada kenikmatan sedangkan di neraka ada siksaan. Begitulah kurang lebih.keyakinan dalam ajaran agama-agama yang ada di dunia.
Tapi kita umat Islam tentu memiliki keyakinan bahwasanya surga yang dimaksudkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah Surga tempat Nabi Adam diciptakan oleh Allah ta’ala, itu adalah surga yang disebut oleh Nabi Muhammad SAW
مالا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر
Yaitu surga yang (keindahannya) belum pernah dilihat oleh mata manusia secara umum, dan belum pernah didengar oleh telinga (secara sempurna), dan tidak pernah terlintas dalam pikiran orang (kecuali orang-orang tertentu seperti Nabi Adam dan Ibu Hawa, karena beliau berdua tercipta di sana. Demikian juga Nabi Muhammad SAW pernah menengok surga dan beberapa orang yang ditentukan oleh Allah SWT).
Tapi secara umum bahwa surga itu belum pernah disaksikan oleh mata manusia. Demikian juga berita tentang surga yang sempurna dan valid itu belum pernah didengarkan oleh telinga manusia kebanyakan. Bahkan keadaan surga yang luar biasa tidak terlintas dalam benak manusia.
Kalaupun ada berita baik itu dari Al Quran maupun Hadits atau keterangan para ulama, itupun hanyalah secuplik dari sempurnanya keindahan surga yang luar biasa.
Kita pernah mendengarkan bahwa di surga itu ada sungai-sungai yang mengalir, ada sungai yang airnya itu putih seperti susu, harum seperti minyak kasturi, bahkan manis seperti madu. Itu adalah cuplikan gambaran saja, aslinya jauh lebih besar, lebih nikmat, lebih hebat daripada apa yang pernah kita dengarkan.
Karena itu dikatakan bahwa mata manusia belum pernah melihatnya, bagaimana mau cerita dengan sempurna, kalau melihat saja belum.
Demikian pula dengan telinga yang belum pernah mendengarkan secara sempurna, lantas bagaimana akan menceritakan, selain cuplikan-cuplikan seperti di atas, melihat saja belum apalagi mendengarkan.
Bahkan menggambarkan dengan akal pikiranpun belum. Belum pernah menyaksikan, bagaimana akan menggambarkan kecuali semua gambaran yang baik-baik tentang surga, itu pun hanyalah cuplikan dari keindahan dan kenikmatan surga yang luar biasa.