Langit masih gelap, belum terdengar suara kokok ayam, jarum jam menunjukkan 03.15 WIB, terdengar suara ‘istaiqidh, istaiqidh, istaiqidh (bangun, bangun, bangun)’. Seketika beberapa remaja yang masih berselimut sarung menuju kamar mandi. Aktivitas itulah yang terlihat menjelang subuh dini hari di Pondok Pesantren Al Alawiyah Kota Bogor.
Pondok pesantren yang beralamat di Jl. KH Muhidin, kp.Bubulak Santri No.Rt.06/04, RT.05/RW.04, Kencana, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat 16167 ini menggunakan bahasa Arab dan Inggris dalam komunikasi sehari-hari.
Para santri dan santriwati menjalankan Shalat Tahajud berjamaah dengan Imam KH Mochammad Alwi selaku pimpinan Pondok Pesantren Modern Al Alawiyah.
Sambil menunggu Shalat Subuh, para santri membaca Al Quran. Setelah Shalat Subuh, para santri membaca Surat Al Waqiah dan Kiai Mochammad Alwi memberikan materi Tafsir Jalalain.
Menurut Kiai Mochammad Alwi, Pesantren Alawiyah merupakan kombinasi salafiyah dan modern. “Salafiyah masih menggunakan kitab-kitab kuning dalam pembelajarannya. Sedangkan modern menggunakan sistem sekolah baik SMP dan SMK dengan bahasa pengantar Arab, Inggris,” jelasnya kepada suaranasional, Kamis (20/7).
Kiai Mochamamd Alwi mengatakan, Pesantren Modern Al Alawiyah menggunakan dua sistem agar para santri unggul di era globalisasi namun tidak melupakan materi ajaran Islam seperti Fiqih, Aqidah, Nahwu, Sorof dan sebagainya.
Sedangkan salah satu pengajar di Pesantren Modern Al Alawiyah, Ustadz Galang mengatakan, semua santri harus memiliki kedisiplinan dan kemampuan bahasa Arab dan Inggris. “Ada materi muhadatsah (percakapan bahasa arab) agar santri terampil berbahasa Arab dengan baik,” ungkapnya.
Ustadz Galang mengatakan, santri yang bermukim di Pesantren Al Alawiyah dari SMP dan SMK. “Kalau pagi santri mendapat pelajaran umum, namun ketika jam 20.00 WIB para santri ke kelas mendapat pelajaran agama termasuk kitab-kitab kuning,” jelasnya.
Kata Ustadz Galang, para santri baru istirahat jam 23.00 WIB. “Itu dilakukan tiap hari,” ujar Ustadz Galang.
Pria yang menjadi pelatih Pencak Silat NU Pagar Nusa ini mengatakan, di pesantren modern Al Alawiyah menerapkan pendampingan santri senior ke yunior. “Misalnya santri kelas 7 SMP mndapat pendampingan santri kelas 8 SMP,” ungkapnya.
Ustadz Galang juga mengatakan, saat ini Pesantren Modern Al Alawiyah sudah menjalankan proses belajar mengajar. “Kalau santri baru masih tahap ta’aruf (pengenalan),” jelas Ustadz Galang.
Salah satu santri baru, Ridho merasa senang berada di Pesantren Modern Al Alawiyah. “Senang bisa bertemu banyak teman,” kata Ridho.
Hal senada juga diungkapkan Farhan yang merasa nyaman tinggal di pesantren. Ia juga tidak menampik kerinduan kepada orang tuanya. “Kangen sih biasa sama orang tua,” pungkasnya. (Achsin)