Dinasti Politik Menghancurkan Maluku

Pilkada serentak 2020 di beberapa wilayah Maluku seperti Buru Selatan, Seram Bagian Timur (SBT), Maluku Barat Daya serta Kepulauan Aru memunculkan dinasti politik dan bisa menghancurkan wilayah tersebut. Rencana Pilkada serentak kabupaten/kota 2022 juga ada aroma dinasti politik.

Demikian dikatakan Koordinator Paparisa Perjuangan Maluku (PPM)-95 Jakarta, Adhy Fadhly kepada suaranasional, Jumat (24/7/2020).

Kata Adhy, dinasti politik di Maluku terlihat majunya istri Bupati Buru selatan 2 periode, ada juga nama kerabat Wakil Gubernur, dan juga santer nama istri dari mantan Bupati SBT 2 periode.

“Untuk Pilkada Maluku Tengah 2022, sudah dimunculkan nama Mirati Dewaningsih Tuasikal (anggota DPD-RI) yang tak lain adalah istri dari mantan bupati 2 periode Abdullah Tuasikal (Anggota DPR-RI) juga adik ipar dari Bupati Maluku Tengah saat ini, Ir.Abdullah Tuasikal yang akan mengakhiri masa kepemimpinan 2 periodenya tahun 2022,” jelasnya.

Kata Adhy, untuk Maluku Tengah banyak figur yang bisa menjadi kepala daerah di daerah tersebut misalnya Saadiah Uluputty mantan anggota DPRD Provinsi Maluku. “Saat ini Saadiahh Uluputty menjadi anggota DPR dari Fraksi PKS,” paparnya.

Calon kepala daerah Maluku Tengah, kata Adhy ada juga nama Sam Latuconsina yang juga mantan Wakil Wali Kota Ambon. “Sam dinilai sangat paham benar persoalan pembangunan di Maluku Tengah sebab pernah menjabat sebagai kepala bapeda Kabupaten Maluku Tengah,” ungkap Adhy.

Menurut Adhy, figur seperti Saadiah Uluputty, Sam Latuconsina semestinya mendapat kesempatan dan kepercayaan dari publik sehingga mata rantai politik dinasti yang merupakan salah satu indikator penghambat pembangunan bisa diputus.

“Hasil survei menunjukan sebagian besar dalam politik dinasti, tata kelola pemerintahan yang dijalankan lebih berorientasi pada personal dan famili. Persoalan pembangunan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat bukan prioritas. Jadi ini yang harus dipahami oleh seluruh elemen masyarakat,” ungkapnya.