Pemkot Bogor bersama Satgas Naturalisasi Ciliwung terus mematangkan potensi wisata berbasis alam di era pra adaptasi kebiasaan baru di bantaran Sungai Ciliwung di kawasan Sukaresmi, Tanah Sareal, Kota Bogor.
Setelah melakukan rapat koordinasi, tim gabungan kemudian melakukan persiapan lebih detail termasuk menjajal arung jeram hingga berkemah di delta sungai. Delta merupakan daratan yang terbentuk dari hasil pengendapan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai.
Arung jeram yang memulai titik di bawah Jembatan Satu Duit, Warung Jambu, ini mengarungi lintasan hampir dua kilometer menuju Curug Syarif, Sukaresmi. Dalam kesempatan ini, Wali Kota Bogor Bima Arya mencicipi langsung arung jeram bersama Kepala Satpol PP, Kadispora, Kepala DLH, Kadisparbud dan Camat Tanah Sareal.
Selama kegiatan berlangsung, protokol kesehatan pun diterapkan dalam rencana paket wisata ini. Seperti masker, jaga jarak dengan mengurangi kapasitas di perahu karet dan cuci tangan/hand sanitizer.
Usai menempuh pengarungan dalam waktu hampir dua jam tersebut, rombongan kemudian tiba di delta sungai Ciliwung di kawasan Sukaresmi. Di tempat ini sudah disiapkan area berkemah lengkap dengan tenda.
Kemudian keesokan paginya, rombongan diajak untuk berolahraga kemudian dilanjutkan hiking menelusuri bantaran sungai. Mereka berjalan kaki melalui jalan setapak berliku menurun, menanjak, menyeberang sungai. Peserta hiking disuguhkan suasana kembali ke alam. Tiba kembali ke delta usai hiking, rombongan disuguhkan kudapan yang diolah dan disajikan oleh warga sekitar sembari berjemur di bawah matahari pagi yang segar dan menyehatkan.
Bima Arya mengatakan, aktivitas tersebut bagian dari tindak lanjut diskusi dirinya bersama Ketua Gugus Tugas Nasional Letjen TNI Doni Monardo beberapa waktu lalu. “Diskusinya tentang potensi Kota Bogor untuk wisata alam, wisata keluarga yang sehat,” ungkap Bima Arya, Kamis (9/7/2020).
“Kami akan menyiapkan beberapa titik, di Sukaresmi ini titik pertama yang kita siapkan. Warga bisa berkemah, berjemur, hiking, tracking, bahkan arung jeram dengan tentunya memberikan manfaat bagi warga yang ada di sini karena dikelola ibu-ibu oleh para pemuda di sini dan dibantu oleh tim dari Pemkot dan Satgas Naturalisasi Ciliwung,” tambahnya.
Menurutnya, saat ini sistem wisata tersebut sedang dimatangkan sehingga dalam waktu dekat bisa dibuka dan dinikmati oleh pengunjung, baik yang datang dari Bogor maupun luar Bogor. “Tapi kelihatannya akan dibuka untuk group atau kelompok. Karena medannya juga tidak ringan di sini.Ini pun harus dikoordinasikan tergantung kondisi cuaca. Ini hanya bisa digunakan ketika cuaca aman dan tidak hujan,” jelasnya.
Titik lain yang disiapkan adalah di kawasan Mulyaharja, Bogor Selatan. Di mana kawasan ini menawarkan suasana persawahan lengkap dengan wisata agronya. “Setelah ini saya akan langsung survei ke Bogor Selatan,” katanya.
Sebelumnya, Ketua KPC yang juga Sekretaris Satgas Ciliwung Een Irawan Putra menyatakan bahwa di Kota Bogor masih ada satu titik sempadan Ciliwung yang masih tersisa, yang masih bisa diselamatkan dan peluang untuk dikelolanya lebih besar dan berdampak lebih untuk warga sekitar.
“Karena di Sukaresmi ini konturnya lebih landai dibandingkan kelurahan yang lain. Kelurahan lain kan curam- curam semua. Dan juga sejak pandemi ini ada aktivitas atau kebiasaan baru warga yang sudah mulai menyadari pentingnya daya imun, pentingnya kesehatan untuk terhindar dari pandemi Covid. Kemaren ada yang bersepeda, jalan kaki, berjemur, lari. Sebenarnya sangat berpeluang besar untuk penataan yang terintegrasi bagaimana menunjukkan sungai yang bagus,” jelas Een.
Een menambahkan, yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah mencoba berbagai akses-akses untuk memudahkan menuju lokasi wisata. “Dibersihkan jalannya jadi memang belum ada biaya besar, hanya tenaga kerja untuk merapikan. Terus kita coba jalan sambil melihat apa saja yang bisa dilakukan dalam jangka panjang,” katanya. (prokompim)