Jubir Era Presiden Gus Dur: Anak Milenial Abal-abal Orientasi Uang dalam Kekuasan, RI Menuju Kegelapan

Indonesia menuju kegelapan atas keberadaan anak milenial yang ada di kekuasaan dengan orientasi uang.

Bila anak2 milenial abal-abal yg orientasinya semata keuntungan finansial ini di masa depan pegang kekuasaan, maka bangsa +62 ini akan memasuki zaman yg lebih gelap dari sekarang,” kata Juru Bicara Era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Adhie Massardi di akun Twitter-nya @AdhieMassardi.

Adhie menilai, staf khusus milenial yang sudah mengundurkan diri Belva Devara membuat citra buruk dengan tidak berani menerima tantangan debat dari ekonom muda Indef Bima Yudhistira.

“Tantangan debat Bima Yudhistira kpd Belva Devara, inisiator prog Kartu PraKerja, pelatihan online Rp 5,6 T ini akan jd lubang kecil utk ngintip masa depan NKRI.Cermin kualitas generasi pengganti,” jelasnya.

Bhima Yudhistira mengapresiasi mundurnya Belva Devara dari posisi staf khusus Presiden sebagai bentuk pertanggung jawaban milenial untuk lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya.

Menurut Bhima, Belva telah menunjukkan bahwa milenial harus memiliki integritas dan bisa menghindari konflik kepentingan yang muncul ketika berada dalam posisi di pemerintahan.

“Namun, permasalahan terkait Kartu Prakerja tidak serta merta tuntas dengan mundurnya Belva,” ujar Bhima saat dikonfirmasi, di Jakarta, Selasa (21/4).

Menurut Bhima masih perlu dilakukan penyidikan terkait MoU mitra pelaksana Kartu Prakerja yang dilakukan sebelum Peraturan teknis dikeluarkan Pemerintah. Kedua, Kartu Prakerja tidak menjawab persoalan krisis yang dihadapi, bahwa korban PHK lebih membutuhkan bantuan berupa cash transfer/ BLT dibandingkan dengan pelatihan online.

“Untuk mencegah pemborosan anggaran, sebaiknya Pemerintah membatalkan pendaftaran gelombang kedua, dan mengalihkan seluruh anggaran Kartu Prakerja agar berdampak langsung pada daya beli masyarakat yang terkena Covid19,” kata Bhima.